"Mmmm mana calon menantu mama? Ah ini
calon menantu mama, cantiknya." Perkataan mama selalu berputar-putar di
memoriku seperti kaset rusak. Hatiku ingin berteriak, tak terima dengan semua
ini. Hatiku ingin mempertanyakan semuanya tapi bibirku kelu. Entah mengapa
semua pertanyaan tak bisa ku keluarkan hanya ada rasa sesak yang kini
menghimpitku. Ah aku benar-benar pengecut tak berani memperjuangkan cintaku,
mempertahankannya di sisiku. Sanggupkah aku kehilangannya? Sanggupkah aku
melihatnya bersanding dengan adikku sendiri?
Tuhan jangan biarkan aku memilih diantara kedua
orang yang ku kasihi. Dua orang yang demi mereka aku rela melepaskan
kebahagiaanku, rela memberikan nyawaku untuk mereka.
Sedang asyiknya aku melamun, tak kusadari
Keysha yang memperhatikanku dengan amarah, kecewa, sedih yang tak terkira di
wajah cantiknya. Tak ada senyum hangat yang selalu ia tampakkan, tak ada wajah
ceria yang biasa menghiasi wajahnya yang mungil. Tak ada cahaya yang bersinar
di mata indahnya. Cahaya itu redup tergantikan dengan mendung yang menutupnya.
Mata itu kita juga berkaca-kaca, airmata sudah siap jatuh bebas di pipinya yang
lembut selembut sutra, halus sehalus batu pualam. Matanya yang selalu menatapku
dengan cinta kini menatapku dengan kebenciaan. Nafasnya pun kini tak lagi
teratur, menahan amarah. Suara gemeretak rahang dan tangan tiba-tiba terdengar
darinya.
"Key..." Suara Frank tiba-tiba
menyadarkanku dari lamunanku.
Frank yang tiba-tiba sudah ada di depan Keysha
menarik tubuh Keysha dalam pelukannya dan membawanya masuk ke dalam. Keysha
mengikuti Frank namun matanya masih menatapku, tak sedetikpun ia alihkan
pandangannya hingga mereka berdua menghilang di ruang keluarga.
"Ayo masuk jangan berdiri saja di depan
pintu," tante Keira menggiring kami masuk ke ruang keluarga. Satu persatu
kami berjalan mengikuti tante Keira.
*****
"Kian apa kabarnya Sandra?" Tanya
Papa saat kami semua berkumpul di ruang keluarga. Papa, mama, dan Mark duduk
dalam satu sofa. Sementara om Leo dan tante Keira duduk di sebelah kiri sofa
mereka. Om Marcus dan aku duduk berdampingan di sebelah kanan sofa ketiganya.
Frank dan Keysha duduk di depan ketiganya. Keysha membenamkan wajahnya tak
berani untuk mengangkat takut mungkin. Takut jika semua yang dipikirkan menjadi
kenyataan, takut jika apa yang menjadi keinginannya tak sesuai kenyataan. Dan
itu semua salahku.
"Baik Pa." Jawabku singkat.
"Bagaimana anaknya?" Tanya Papa lagi.
"Baik juga...."
"Hei sudah-sudah kenapa bertanya tentang
Sandra terus sih. Kita kesini itu untuk membicarakan tentang Keysha, calon
menantu kita...." Ujar mama yang merasa tidak nyaman dengan obrolan
tentang kak Sandra.
"Key gimana? Udah siapkan jadi calon
istri...."
"Sebentar ma..." Potongku cepat. Aku
benar-benar tak ingin membuat Keysha merasa berjuang sendiri, merasa jika aku
pengecut. Ini adalah akhirnya dimana aku harus bisa memperjuangkan cintaku,
berjuang bersama orang yang aku cintai.
Aku tahu berapa kali perjuanganku tak
membuahkan hasil. Semua yang ku lakukan seakan hanya seperti angin lalu di mata
om Leo dan Frank.
Ini usaha terakhirku. Entah mereka akan
menyetujui atau tidak hubunganku dengan Keysha, aku sama sekali tidak perduli.
Aku hanya ingin membuktikan pada gadisku tercinta jika aku memang layak untuk
dicintainya. 'Berjuang hingga titik darah penghabisan' kini itulah yang menjadi
tujuanku.
Aku berdiri membuat semua orang menatapku
kecuali Keysha yang masih menundukkan kepalanya. Setiap orang di ruangan itu
memandangku tapi aku tak perduli. Aku hanya memandang dirinya. Perlahan
menghampirinya dan setibanya aku di depan Keysha, aku berlutut. Ku raih
tangannya yang mungil, ku kecup dalam. Hal tersebut membuat Keysha membelalakan
matanya, menatapku tak percaya.
"Maafkan aku...." Ucapku tulus.
Keysha menatapku, airmatanya tak urung mengalir dari matanya beningnya. Aku
sungguh tak bisa melihat airmatanya, ku hapus dengan ibu jariku. Ku gelengkan
kepalaku tanda jika ia tak boleh menangis lagi. Semua kesedihannya akan
berakhir sekarang. Tak perduli mereka akan menyetujui atau tidak, aku akan
tetap menikahinya. Sebuah senyum tercipta di bibirku, senyum untuk menenangkan
hatinya yang gundah, yang tak tenang.
"Semua akan baik-baik saja." Bisikku
di telinganya saat aku merengkuhnya ke dalam pelukkanku. Ku kecup keningnya
saat aku melepaskan pelukkanku, Keysha memejamkan matanya saat aku melakukan
itu.
"Buka matamu dan lihatlah." Bisikku
lagi. Keysha menggelengkan kepalanya pelan matanya masih terpejam.
"Key buka..." Bukan sebuah permintaan
tapi sebuah perintah yang kuucapkan. Perlahan Keysha membuka kedua matanya,
menatapku dengan mata beningnya yang berkaca-kaca. Senyum menenangkan
terkembang di wajahku.
"Keysha Admira, aku mencintaimu dengan
seluruh hati dan jiwa ragaku. Aku rela mengorbankan semua yang ku miliki untukmu,
menjaga dirimu dengan seluruh tenaga yang ku miliki, membahagiakanmu dengan
seluruh kemampuan yang ku miliki. Aku tahu masa laluku sangatlah buruk bahkan
sangat memalukan dan aku tidak akan bisa mengubahnya serta aku tak ingin
membuatnya tampak bagus di matamu tapi aku berjanji tidak akan pernah ada
wanita lain yang ingin aku nikahi selain dirimu. Aku tak menjanjikan akan
membawakanmu bulan, bintang, seluruh kemewahan yang ada di dunia ini. Tapi aku
berjanji akan membuatmu bahagia, membuatmu tersenyum, takkan membiarkanmu satu
tetes airmatapun keluar dari matamu yang indah. Hari ini aku ingin semua orang
mengetahui perasaanku padamu. Tak perduli mereka menerima atau tidak, tak
perduli jika saat ini adalah tarikan nafasku yang terakhir, tak perduli jika
saat ini adalah waktu terakhirku bersamamu. Aku hanya ingin mengatakan, I love you
in every breath I take, with all my soul. Want you marry me?" Aku melamar
Keysha tanpa memandang sekeliling.
Keysha mengulurkan tangannya membelai seluruh
wajahku perlahan seakan tak percaya jika aku telah melamarnya tanpa perduli
dengan larangan om Leo dan Frank. Saat ia melakukannya, aku menutup mataku
menikmati sentuhannya di kulitku. Tangannya berhenti di kedua mataku, menarik
kepalaku mendekat dan mengecup keningku lembut.
"I do." Suaranya terdengar lirih tapi
tanpa ada keraguan di dalamnya.
Aku membuka mataku menatap dirinya yang sedang
menatapku. Hidung dan kening kami saling menempel. Tanganku memeluk
pinggangnya. Senyum bahagia terpancar dari kami berdua.
Prok!!! Prok!!! Prol!!!
Seketika seluruh ruangan bergemuruh dengan
suara tepukkan dari orang-orang yang ada di sekitar kami membuat aku dan Keysha
terkejut.
Kami menoleh ke semua orang menatap mereka satu
per satu. Mencoba mencari penolakan yang biasa kami dapatkan dari om Leo dan
Frank tapi semuanya sia-sia. Di mata mereka hanya ada senyum bahagia, hanya ada
sebuah restu untuk kami berdua.
"Mark maafkan aku tapi aku mencintai
Keysha. Aku tak bisa hidup tanpa dirinya. Maaf karena aku mengambil milikmu."
Ucapku tulus meminta maaf pada Mark.
"Hai siapa bilang aku mencintainya. Dia
itu bukan tipeku, bro. Terlalu lugu, polos, mungil, pintar..." Kata Mark
acuh. Aku melongo mendengar penjelasan Mark. Lalu apa yang dimaksud mama tadi?
Aku mengalihkan pandanganku ke mama tapi hanya mengangkat bahu acuh seakan
berbicara "yes, kita berhasil mengerjaimu, Kian." Aku tersenyum malu
saat menyadarinya.
"Kalian... Kalian..." Keysha
tiba-tiba mengeluarkan suaranya walau gugup. Matanya melebar menatap tak
percaya jika mereka sanggup melakukan semua itu pada kami berdua. Aku
menggenggam erat Keysha dalam pelukanku.
"Maaf ya Key. Kami semua hanya ingin
melihat kesungguhan kalian untuk bersama, mendengar dan menyaksikan semuanya
dengan jelas. Papa tidak ingin anak papa kecewa, menangis, meratapi kisah
cintanya kelak. Sekarang papa yakin jika Kian mencintaimu dengan sepenuh hati,
akan selalu membahagiakanmu." Jelas om Leo yang langsung mendapat cubitan
dari Keysha yang tiba-tiba saja berlari dan memeluknya. Om Leo meringis
meringis menerima cubitan Keysha tapi langsung berubah menjadi ceria saat
Keysha memeluknya. Om Leo mengecup puncak kepala Keysha penuh kasih sayang.
Tante Keira merengkuh keduanya dalam pelukan. Sementara aku sendiri menghampiri
mama, papa, Mark dan om Marcus memeluk mereka. Tak pernah aku merasa sebahagia
ini dengan kehadiran mereka.
Aku dan Keysha saling memandang penuh arti.
Pandangan kami beralih ke Frank.
"Hei apa-apaan kalian? Kenapa menatapku
seperti itu?" Tanya Frank yang merasa risih dengan tatapan kami berdua.
Aku dan Keyshapun sama-sama melangkah mendekati Frank, mengunci tepatnya.
"Hmmm begini kamu mau ngomong sendiri atau
perlu kami lakukan pemaksaan?" Tanyaku dengan sedikit jahil padanya.
"Apaan sih kamu, Ki?" Frank pura-pura
tak mengerti.
"Ayolah kak, kami berdua sudah tahu."
Sekarang giliran Keysha yang menjahili Frank dengan mendekatkan tubuhnya lalu
tanpa terlihat Frank, tangannya langsung mencubit pinggang Frank.
"Aaaaaaawwwww!!!! Sakit Key."
Teriakkan memenuhi seluruh ruangan. Kami semua tertawa melihat wajah Frank yang
seakan-akan tersiksa.
"Key udah dong, lepasin..." Pinta
Frank dengan wajah memelasnya. Aku yakin cubitan Keysha akan berbekas hingga
beberapa hari ke depan, sadis kan gadisku ini. Tapi tak apalah itung-itung
pembalasan kami berdua pada Frank. Hahahaha rasakan kau, Frank.
"Ngaku dulu abis itu minta maaf sama kita
berdua." Keysha berusaha tampak galak pada Frank.
"Ya... Ya... Ya... Aku ngaku aku yang
merencanakan semuanya. Aku minta maaf sama kalian berdua." Akhirnya Frank
mengakui segala rencananya dan Keyshapun melepaskan cubitannya.
"Gila sakit banget ya cubitanmu, Key. Kamu
jahat amat Ki gak mau nolongin aku." Kata Frank sembari mengipas-ngipasi
bagian yang tubuhnya yang dicubiti Keysha.
"Malas amat nolongin kamu, Frank. Lagi itu
gak setimpal sama apa yang udah kamu lakukan sama kita berdua." Ledekku
sambil merengkuh keysha ke dalam pelukanku. Tangan Keysha melingkar di
sepanjang pinggangku.
"Eh sebentar darimana kalian tahu jika
kami saling mencintai?" Keysha tampak ragu mengajukan pertanyaannya.
"Saya." Sebuah suara tiba-tiba
tersengar dari arah belakang aku dan Keysha. Reflek kami menoleh ke belakang.
"Ka... Ka... Kamu..."
****
8 komentar:
akhirnya
cie akhirnya
udah menduga sih itu jebakan. hehe.
aduh siapa lagi yang datang o_O
kyaa mb thy alhamdulillah ini cman sandiwara.
eh tpi eh tpi ada kejutan apa lg ini..
thanks mb thy
thanks zia
Trnyta cma d krjain..-_-
Itu kykny si mbokny ato si Sandra deh yg dtg..-_-
@ara : ayo tebak lagi...
@eka : ☀˚°•◦ S̤̈̊α̣̣м̤̣̲̣̈̇α̍̍~S̤̈̊α̣̣м̤̣̲̣̈̇α̍̍◦°˚☀ eka...
@mendy : pengen nya sih gak :D...
@all : °·♡·♥τнänkчöü♥·♡·° dah ngikutin crtaku... Kiss n hug 4 all... (˘⌣˘)ε˘`)
@zia : °·♡·♥τнänkчöü♥·♡·° ya non dah posting crta ku (˘⌣˘)ε˘`)
Terusannya ada ga sih mba?? Kok ga nemu yaaa??
Gak diteruskan kah mbak?
Lanjutan nya mna mba?
Posting Komentar