Aku tersentak. Bukan terkejut
dengan apa yang kulihat, namun terkejut dengan apa yang aku rasakan saat ini.
ia berdiri membelakangiku, namun aku bisa mengenali punggung bidangnya dengan
sangat baik. Sosok yang menurut mereka begitu dewasa, dengan senyuman menawan
dan berprilaku bak pangeran. Ia cinta pertamaku, sejak pertama kali aku
mengenal cinta di bangku SMP. 6 tahun sudah berlalu sejak kelulusan SMA, kini
aku bisa melihat kembali sosok pangeran yang namanya sudah menjadi hiasan tetap
dalam diariku selama ini.
***
13 Juli 2003
DEAR
DIARY
Hari
ini hari ketiga belas aku resmi menjadi anak kelas 3 SMP. Senang??!! Tentu
saja!!! J dan
coba tebak, aku mendapatkan peringkat ke 3!!!! Keren kan?? Aku akan berusaha
sekuat mungkin untuk mencapai angan-anganku. Aku yakin, dikelas tiga ini aku
akan mendapatkan peringkat pertama, lihat saja nanti! Mom akan bangga dan ....
dady akan pulang...
Dady,
aku rindu dady... tapi mom selalu bilang “Kay, belum saatnya kau bertemu dady.
Dady paling tidak suka dengan orang lemah yang tidak berprestasi,” aku hafal
betul kata-kata mom. Tapi aku tidak percaya dadyku seperti itu.
Oya,
lusa eyang datang... it must be fun!!!
Taukan,
kalau ada eyang, mom tidak akan marah-marah seperti biasa. Yes!!!!!!!
Sudah
dulu ya, aku ngantuk... besok pelajaran dan buku PR sudah ku siapkan, waktunya
tidur,
Dadah.....
J
14 juli 2003
Astaga
di, disekolahku ada murid baru, namanya
Leo. Teman-temanku bilang dia ganteng. Tapi menurutku, dia itu culun di. Hm... kalau dilihat-lihat lebih mirip cecep di
film oh cantiknya dari pada mirip panji milenium yang teman-temanku bilang.
Tapi
di... kalau nanti aku juara satu, aku
akan minta mom untuk menepati janjinya membawaku pergi keluar negeri, ketempat
dady. Biar nanti aku bisa jadi anak baru. Aku
jadi deg-degan.... J
tapi aku janji akan menjadi anak baru yang baik, tidak sombong seperti anak
baru disekolahku itu.
Oya...
hari ini Monica pamer buku diarynya yang baru. Bagus deh warna pink... aku jadi
mau, tapi pasti mom akan marah kalau aku beli yang baru...
Udah
dulu ya di, aku tidur dulu... buku dan PR
udah selesai, dadah....
20 juli 2003
“Apa
kamu percaya mimpi?” pertanyaan aneh ya Di,
tapi wajar kalau kamu tau siapa yang bertanya tentang mimpi itu. Iya, itu Leo.
Anak baru yang kemarin aku bilang. Aneh... aneh... aneh... . tentu aja aku
percaya mimpi. Dan semua orang pasti percaya mimpi kan di, aku percaya suatu saat nanti aku bisa ketemu dady.
J
Oya,
aku mendapatkan teman baru di, mereka
Rianty, Maya dan Icha. Tapi kamu tau, kayaknya Icha nggak terlalu menyukaiku, dia pasti selalu membuat Rianty
dan Maya melakukan hal tanpa melibatkanku. Tapi Pokoknya
aku rasa kelas tiga ini akan menjadi kelas yang paling seru!!!!!! Wali kelas
aku juga asyik loh, baik tapi kayaknya nyebelin. Hihihi...
Udah
dulu ya... aku mau telepon Maya dulu... dadah,
PR
dan buku... beres!!!! J
30 juli 2003
Hello!!!
Di aku suka dia!!! Hehehe...
Sebenarnya
aku juga nggak tau sih bagaimana rasanya jatuh cinta itu. Tapi kalau melihat
dari film-film kayaknya aku jatuh cinta deh di.
Aku jadi malu. Tapi aku bingung harus cerita sama siapa. Aku nggak mau mereka
tau. Kalau aku suka sama anak baru itu.
31 juli 2003
Hari
ini hari yang paling indah Di. Kamu tau
kenapa???! Karena hari ini aku sekelompok sama dia di pelajaran biologi. Bu
Rini memang yang paling TOP!! Hehehe.... aku jadi salah tingkah sendiri kalau
ada disamping dia di. Tuh kan
aku jadi malu lagi. mudah-mudahan nggak ada yang sadar yah kalau hari ini aku
terus pandangin dia... J
Oya
hampir lupa PR dan buku siap!!!
Dadah...
2 Agustus 2003
Di, eyang sakit. Tapi kata mom eyang akan baik-baik
aja. Jadi kami nggak perlu pergi ke Semarang buat jenguk Eyang. Hm... aku harap
eyang cepet sembuh dan main lagi ke rumah. Jadi aku nggak sendirian J
Di, kamu bantu doain eyang ya...
Eyang...
semoga cepat sembuh. Kyna sayang eyang J
4 agustus 2003
Di, hari ini aku nonton film titanic di tv. Aku benci
ceritanya. Kenapa sih Jake harus mati, kan kasian Rose sendirian. Aku nggak
suka!!! Ini nggak adil kan Di, kalau
begitu kenapa Jack dan Rose dipertemukan. Uhhhh jadi sedih begini. Pokoknya aku
nggak mau lagi lihat film-film yang kaya begini.
Aku
mau yang berakhir bahagia.
Dan kuharap aku sama dia juga berakhir bahagia...
hehehe... malu lagi deh.. J
6 Agustus 2003 20:25
AKU
BENCI MOM!!!!!
AKU
BENCI AKU BENCI.... MOM AKU BENCI!!!!!!!
BENCI
BENCI BENCI BENCI....
AKU
BENCI MOM!!!!!
6 agustus 2003 22:02
Di, maaf yah tadi aku kasar sama kamu. Tapi aku memang
benci mom. Dia jahat Di. Padahal
aku Cuma mau ketemu eyang. Kata tante Sari eyang ada di rumah sakit. Tapi mom
nggak kasih izin aku buat pergi. Aku mau ketemu eyang di... sebentar aja!! Mom jahat, aku ga suka mom aku
benci mom!!! Kenapa aku harus tinggal sama mom sih??? Kenapa nggak sama
dady??!!!
7 agustus 2003
Di, hari ini Eyang telepon aku. Katanya “Kyna sayang...
kamu nggak boleh nakal yah. Eyang sayang kamu... kamu jangan marah sama mama.
Dia akan memberikan yang terbaik buat kamu,”
tentu aja aku langsung marah-marah. Baik apanya, mom selalu maksain kemauan
dia! mom nggak pernah tanya aku mau sarapan pakai apa, atau aku mau baju warna
merah atau biru? Mom pasti langsung bilang A. Dan nggak akan pernah berubah
sampai kiamat. Tapi aku seneng eyang sudah bisa bicara. Tadinya kata tante Sari
eyang nggak bisa bilang apa-apa. Eyang cepat sembuh yah, Kyna saang eyang... J
14 agustus 2003
Di, eyang meninggal. Eyang sudah pergi. Tinggalin aku
sendirian....
Aku
nggak mau percaya di, tapi hari
ini aku lihat eyang dimakamkan. “kamu
bukan anak kecil lagi, kamu harus
tegar,” itu kata mom waktu aku nangis disamping makam eyang. Aku Cuma sayang
eyang di. Aku juga nggak mau dianggap anak
kecil. Tapi aku nggak tau bagaimana berhenti nangis di...
Di, eyang itu baik banget. Selalu ada buat aku
kapanpun aku butuh. Tapi sekarang eyang sudah pergi. Aku sedih di. Boleh kan??
Di... rasanya aku nggak akan sanggup lagi tinggal
disini tanpa eyang. Aku capek!!!!! Kenapa semua orang yang aku sayangi itu
pergi di?? Kenapa.....??? Dady, Eyang....
terus siapa lagi??!!!!!!!!
AKU
MAU MATI.
***
“Kau
tau arti bunga Daisy?” tanya Nathan membayurkan lamunanku. Aku menggeleng.
“Artinya cinta yang tersembunyi,” jawabnya. Aku mengerutkan kening. “Iya
seperti nama kamu, Kyna Daisy Alexandra,” ujarnya. Aku terkekeh pelan. Atau
berpura-pura terkekeh sedang otak lain berusaha mencerna kata-kata yang baru
saja dilontarkan pemuda jangkung teman kampusku. Andai aku mengetahui arti
dibalik bunga mungil itu sejak dulu tentu sudah ku sebarkan kelopak bunga Daisy
di hadapan rumah pangeran tampanku, dan mengatakan padanya dikala ia gundah
bahwa ada aku disini yang mencintainya apa adanya. Hanya seperti saat itu...
***
15 Juli 2004
Hari
pertama di SMA. Semuanya masih sama di.
Hidupku masih sama seperti kemarin. Maaf yah aku nggak pernah ketemu kamu
selama ini. aku Cuma sedang berusaha menjadi dewasa seperti yang mom katakan
dihari pemakaman eyang. Kalau mengingatnya, aku masih merasa sedih, meski
sekarang aku sudah terbiasa dengan ketidakberadaannya. Tapi bukan berarti aku
bisa melupakan eyang.
Tapi
di, kamu benar. Kehidupanku banya
berubah. Rianty pergi keluar kota. Dia memilih SMA yang berbeda denganku dan
Maya. Aku sedih, tapi apa yang bisa aku katakan. Ini hidup dia kan??!
Dan
soal pangeran cintaku, Leo... dia memang pantas dicintai Di. Dia sangat baik kepadaku, dan meski dia nggak pernah
berkata suka, tapi aku harap dia juga suka padaku... J
Tapi
kabar buruknya, kami nggak sekelas seperti SMP dulu di. Kami memang masih satu sekolah. Tapi Leo duduk di
kelas B, sedangkan aku di kelas A. Tapi toh yang penting dia selalu ada untuk
aku. Iya kan??
Hm...
lusa aku akan memotong rambut, kira-kira gaya apa ya Di???
18 Juli 2004
Andai engkau tau.... bila menjadi aku berjuta rasa
dihati!!!!!!
Di,
hari ini Leo puji rambut baruku.
“Kamu??”
katanya heran, tapi kemudian tersenyum maniiiiiis. Aku takut dia akan bilang
kalau rambut ikalku ini nggak cocok. Tapi ternyata malah sebaliknya. “Cantik,
cocok banget sama kepribadian dan wajah kamu yang lucu,” ASTAGA!!!! Dia bilang
cantik. Mudah-mudahan ini pertanda baik ya Di.
Aku sayang Leo!!!!!!!!!!
Suatu
saat nanti aku akan bawa Leo kehadapan Dady (tentu aja sebelumnya Leo yang akan
bawa aku kedepan orang tuanya... hehehe, jadi malu) dan dady akan puji Leo
dalam segala hal. Leo memang TOP banget.
20 Juli 2004
TWILIGHT!!!!
Novel
terkeren yang pernah kubaca! Astaga.... romantis banget. Aku jadi berandai-andai,
kalau sebenarnya Leo itu adalah Vampir yang memang diciptakan buat aku, seperti
Edward yang diciptakan buat Bela, atau sebaliknya. Aku suka ceritanya, dan
kayaknya Edward itu ganteng banget. Tapi masih kalah dong sama Leo ku, hehehe
28 juli 2004
BT
BT BT!!!!!!
Apaan
sih tuh orang nggak tau malu banget!!!! Benci deh, pokoknya Leo nggak boleh
pergi sama cewek lain. Nggak boleh!!!!!! Lagian dia juga nggak cantik-cantik
amat kok. BT! KESEL! RESE!
Le,
sampai kapan sih kamu itu pura-pura buta kalau ada aku disini yang suka
kamu???!!! Masa harus aku duluan yang bilang sama kamu, kalau aku suka sama
kamu???????????
Oya
hari ini ulang tahun Rianty. Aku sengaja meneleponnya ketika tengah malam. Dia pikir
aku lupa... bagaimana mungkin aku lupa ulang tahun sahabtku. Iya kan di???
Hm....
di, mungkin kedepan aku akan lebih
sibuk lagi. diam-diam aku memang mendaftarkan diri kedalam beberapa kursus
untuk memperkaya kemampuanku kelak. Bukannya aku nggak mau cerita sama mom,
tapi kalau tau mom pasti melarangku. Dia selalu mau aku menjadi gadis kecilnya
yang rapuh yang seakan-akan tidak bisa hidup tanpanya...
Ini
jadwalnya : senin les alat musik, selalsa les bahasa, rabu les matematika,
kamis klub drama, jum’at klub karate, sabtu minggu libur dong!!!! J
Padat
kan?? kamu tau, ini hampir mengeruk habis uang tabunganku selama ini. well, aku
Cuma mau menjadi yang terbaik dihadapan dady kelak. Dan kalau sudah saatnya
nanti mom pasti akan kuberi tau, tapi bukan sekarang....
Ssstttttt!!!!
Jadi kamu jangan bilang-bilang yah....
Hehe,
jadi lupa sama BT yang tadi. Eh inget lagi sekarang...
Yah
abis gimana nggak BT kalau lihat Karin anak kelas 3 PDKT sama Leo. Kayak anak
angkatannya nggak ada yang ganteng aja, sampai dia nyari brondong... ihhhh!!!!!
20 agustus 2004
HOREEE!!!!
Aku mau nonton bareng Leo nanti malam!!!!!!!!! Hm, sebenarnya memang bukan Cuma
kami berdua, tapi yang pentingkan aku nonton sama Leo!!!!
Aku
pakai baju apa ya di.... hm,
gimana kalau dress pink bunga-bunga?? Ah terlalu feminim.
Kaos
hitam dengan rok levis mini?? Terlalu seksi.
Aduh
terus aku harus pakai apa malam ini, busana santai yang manis namun dewasa dan
nyaman??!!!! Oya hampir lupa, rambutku gimana??? Di kriting? Lurus? Atau
diikalkan seperti biasa???? BINGUNG!!!
Hm....
indahnya malam ini!!! tapi seratus persen membuatku bingung. :P
Apa
aku telepon Maya saja?? Dia pasti tau apa yang harus aku pakai. Dan lagi pula
dia juga ikut nonton bersamaku. Oke... oke... sudah kukatakan sejak awal, kalau
kami tidak hanya pergi berdua. Maya, Rian, Erika dan Dany juga ikut. Well, ini
memang seperti triple date. Ugh... aku jadi tambah deg-degan.
Baru
saja aku mau menelepon Maya karena sudah putus asa, teleponku yang terlebih
dahulu berdering. Dari Leo.
“Iya
Le,” jawabku kikuk. “Aku sudah di depan rumah kamu,” balas Leo. Aku tercekat.
Kemudian ragu-ragu mengintip ke arah bawah dari jendela kamarku. Dan disanalah
ia, melambai sambil tersenyum. Leo benar-benar keren. Tidak heran kalau ia
memiliki banyak penggemar di sekolah, termasuk Kak Karin, mantan ketua Cheers.
Tapi aku tidak peduli, aku tidak peduli pada mereka semua. Yang ku tau, saat
ini, detik ini... Leo ada disini... bersamaku!!!!
Aku
langsung mengambil atasan tanktop hitam dan jins biru kehitaman. Melihat cuaca
malam yang tampak dingin, ku raih kemeja putih panjang disudut ranjang dan
memakainya tanpa mengkancingnya. Aku sudah tidak pnya waktu lagi untuk bersolek
lama-lama. Aku tidak mau membuat pangeran tampanku menunggu lama. Akhirnya
setelah berpikir setengah detik, aku membuat kuncir kuda yang indah. Memoleskan
sedikit lipglos dan berlari kebawah. Mom?? Tidak perlu izin padanya. Ia terlalu
sibuk memikirkan pekerjaannya. Mana mungkin ia menyadari ketidak beradaanku
dirumah saat pulang larut malam nanti??!
Aku
sedikit grogi saat Leo terus tersenyum seraya memandangiku dari ujung kepala
sampai ujung kaki. “Apa??? Nggak cocok yah?” tanyaku. Leo tersenyum tipis dan
menggeleng. “Cuma sedikit berbeda, terlihat lebih dewasa,” jawabnya. Kurasa
wajahku langsung memerah. Jadilah aku terus menunduk sepanjang perjalanan itu.
Dan
tiba-tiba tangan Leo menggenggam tanganku. Aku membeku!!!!! Tentu saja aku
sangat bahagia!!!!!!!!!!!!!!! Andai waktu bisa berhenti saat ini juga. Tuhan
kumohon!
AKU
CINTA DIA...
***
Ku
raba kelopak bunga mawar pink itu dengan sayang. Warnanya begitu indah seperti
cinta diawal musim semi. Harumnya semerbak memenuhi taman itu dengan damai.
Sejauh mata memandang, hiasan bernuansa pink dan putih tampak jelas terlihat.
Aku tersenyum memandang sekelilingku, tanpa berniat meninggalkan tempatku
berdiri saat ini. Namun
pandanganku segera terpaku pada setangkai mawar merah muda yang melayu diantara
mawar-mawar cantik lainnya. Tanganku terulur untuk menyentuhnya, meski akal
sehatku mencibir, bagaimana mungkin aku bisa menyentuh bunga yang berada
bermeter-meter jauhnya dari hadapanku. Aku memang tidak bisa menyentuhnya,
namun entah mengapa aku merasakan rasa sakit yang seakan-akan ia sembunyikan
dalam-dalam. Karena aku mengenal betul rasa itu... lebih dari pda siapapun di
dunia ini.
***
12 Januari 2005
Percaya
atau tidak hari ini aku terpilih menjadi salah satu pemeran drama sekolah untuk
memeriahkan acara ulang tahun sekolah yang bertepatan dengan hari valentine.
Aneh memang! Ya tapi aku yakin ini adalah salah satu siasat sang pendiri
sekolah untuk menarik perhatian siswa. Sekolahku memang mencakup SMP dan SMA
yang kerap di juluki sekolah valentine, karena selalu merayakan valentine.
Kali
ini kami mengangkat cerita Cinderella, -lagi!!!!- . astaga DI, aku sampai bosan setengah mati,. Aku bahkan sudah
hafal semua dialognya. Well, ini semua memang dikarenakan guru teater kami yang
terlalu menyukai cerita dongeng itu. Mungkin ia berharap suatu saat nanti akan
menjadi seorang putri. Who knows??
Untungnya
dy, kali ini aku tidak lagi menjadi penonton. Aku menjadi salah satu pemain, karena pak Rudi
guru musik tertarik dengan aktingku, keren kan??!!! lebih hebatnya lagi Leo
memberikan sekotak coklat cantik sebagai ucapan selamAt untukku. The
best day i ever had!!!! Yeappeeee!!!!!!
Leo
sendiri sibuk untuk meningkatkan kemampuannya dalam bermain basket untuk
tanding persahabatan dengan sekolah-sekolah tetangga. Rencananya sekolah kami
akan melawan 3 sekolah sekaligus. Wow!!! Hm... tapi sampai saat ini aku balum
memberikan apa-apa untuk mensupport Leo di pertandingannya nanti.
Kamu
harus membantuku memikirkannya Di... J
23 januari 2005
Ada
berita bahagia Di!!!!
Maya
mengajukan keberatan akan tema yang akan diangkat untuk kali ini. dengan alasan
bosan, tentu saja!!! Aku sangat senang. Karena akhirnya kepala sekolah
menyetujui –setelah melalui rapat yang sangat panjang- untuk penggantian tema
drama kali ini. dan entah karena hal apa komite sekolah pun menyetujui
keputusan kami untuk mengangkat tema sejuta cinta!!!
Aku
sudah tidak sabar mementaskan drama yang ditulis oleh Liana siswi kelas 2-3.
Aku bertugas menyelesaikan aransemen musiknya karena mereka pikir aku cukup
mahir bermusik. Tentu saja aku setuju, apalagi Maya yang juga terpilih sebagai
pemeran mau membantuku.
Kau
tau Di, ini akan menjadi pentas terindah
sepanjang tahun.... akan sangat mengesankan... J
Lihat
saja...
25 januari 2005
Hm,
hari ini adalah hari pemilihan peran Di.
Sesuai dengan drama yang berjudul Endless Love ini pemeran utamanya adalah
sepasang kekasih yang sangat saling mencintai. Mereka semua sangat puas dengan
musik dan lagu yang aku buat. Sangat cocok dengan kisah cinta itu... dan kisah
cintaku yang manis bersama Leo... J
Betapa
terkejutnya aku saat melihat pengumuman di mading seni Di. Namaku tercantum sebagai pemera utama wanita, dan
LEO sebagai pemeran utama pria!!!! LEO?????!!! Aku hampir pingsan karena
terkejut. kembali ku eja kedua nama yang berdampingan itu dengan seksama. Sammuel
Leopard dan Kyna Daisy Alexandra. Wajahku langsung memanas. Ingin rasanya aku
menangis karena bahagia. Lupa, akan kemungkinan kesalahan dalam peulisan nama
itu.
MY LUCKY DAY!!!!
Aku
senang di, tidak sabar rasanya menemui
Leo!!!
26 januari 2005 07:20
Hari
ini pagi-pagi sekali Maya sudah berada di balik pintu rumahku. Sudah siap
dengan perlengkapan sekolahnya. Aku merasa heran namun tidak sama sekali
bertanya, mengingat raut wajahnya yang tidak biasa. “Ada apa?” desakku saat
kami berjalan beriringan menuju sekolah. Aku bisa melihat wajah Maya memerah.
“May...” bisikku lebih lembut. Kemudian Maya menghentikan langkahnya.
“Kay,
bisakah kamu menolongku?” tanyanya. Tentu saja aku langsung mengaguk.
Pertanyaan macam apa itu?! “Maukah kamu melepaskan peran putri itu untukku?”
tanyanya lagi, kali ini dengan suara tercekat.
Aku
tertegun kemudian tersenyum tipis. “kamu ingin menjadi putri?” tanyaku lembut.
Maya mengangkat wajahnya.
“Aku
ingin bermain peran dengan Leo,” jawabnya.
Spontan
aku langsung terkekeh. “Kamu naksir Leo??” gurauku.
“Stt!!
Kamu jangan bilang ke siapa-siapa,” sebuah jawaban yang tidak terduga. Aku
langsung terdiam. Meneliti wajah Maya, mencari sebuah unsur kebohongan atau
gurauan akan kata-katanya barusan. Namun kemudian aku tersadar. Itu adalah
kata-kata murni dari hati sahabatku ini. “Kay, please... Cuma kamu yang tau
soal ini, aku nggak mau ada yang tau lagi... please yah,” pintanya. Aku masih
syok. Tiba-tiba hujan turun Di. Aku sangat
bersyukur, karena dengan begitu aku bisa menyembunyikan tangis yang sudah tak
terbendung lagi.
26 januari 2005 22:10
Aku
sudah mengatakannya Di. Meminta
panitia drama mengganti peranku, dengan alasan untuk membuatku lebih fokus
terhadap musik dan lagu. Tetu saja itu BOHONG!!!! Entahlah apa yang terjadi di
dalam hatiku Di. Begitu banyak hal yang
harus ku tinjau lagi ternyata. Cinta, aku, kamu dan dia....
Kamu
tau Di, semua ini terasa begitu sakit.
Bahkan rasanya sudah beribu kali aku menangis, namun air mata ini selalu saja
kembali mengalir, seakan hal selanjutnya lebih menyakitkan.
Aku
sangat bahagia. Ya, bahagia saat melihat senyuman merekah diwajah Maya ketika
melihat Anna mengganti nama-nama pemain untuk drama. Beberapa anak
berbisik-bisik membicarakan kami. Mudah rasanya untuk mengabaikan mereka, namun
terasa begitu sulit mengabaikan pandangan iba dari diriku sendiri.
Apa
kau bisa menebak reaksi Leo saat mengetahui pergantian itu??
Entah
mengapa ia marah besar.
“Apa
maksud semua ini Kay?” tanyanya. Suaranya maninggi. Aku meunduk memandang
ujung-ujung sepatu ketsku yang berhias debu. “Kamu tau kenapa aku mengikuti
drama itu? Itu semua karena kamu!” ujarnya. Seharusnya aku bahagia saat
mendengar kata-kata Leo saat itu, tapi
nyatanya aku malah menggigit bibirku keras-keras untuk menahan tangis. Dadaku
begitu sesak menahan isak. “Aku mau kamu kembali mengambil peran itu,”
“Aku
nggak bisa,” jawabku cepat. Aku bisa melihat Leo mengepalkan tangannya
kuat-kuat. “Maya menginginkan peran itu,” tambahku.
Leo
menatap langit senja yang mendung. “Kalau begitu, aku juga akan mengundurkan
diri,” aku tercekat.
“nggak
bisa,” potongku cepat. Kini Leo berbalik menatapku. Tatapannya menuntut
penjelasan. “Dia mau berpasangan denganmu, bukan hanya sekedar menjadi putri,”
jawabku akhirnya. Leo mendelikan matanya. “Dia suka kamu Le, itulah kenapa dia
minta aku memberikan peran itu,” ujarku susah payah. Leo menendang kerikil
dekat sepatunya dengan keras. “Aku nggak mungkin menolak permintaannya... apa
lagi dia menyukaimu sejak dulu...” ujarku setelah merasa cukup kuat untuk
menahan semua tangis itu. Leo tersenyum sinis. “Kalian akan menjadi pasangan
yang paling mengagumkan,” bisikku seraya menyenuh pergelangan tangannya yang
dingin. Namun kemudian Leo menepisnya.
Aku tersenyum sedih. Dan akhirnya aku sadar. Semuanya sudah berakhir.
SEMUANYA
SUDAH BERAKHIR!!!!!
13 Februari 2005
Sudah
lebih dari satu minggu aku tidak berbicara denganya Di. Aku sangat merindukannya, tapi apa lagi yang bisa aku
lakukan Di??? Sepertinya ia juga sangat
membenciku. Dan aku tidak mempunyai alasan untuk menerima maafnya. Mungkin
inilah yang terbaik, bukankah begitu di??!
Setelah
ini, aku akan fokus pada ujianku dan berbagai
belajar tambahanku. Aku ingin menjadi yang terbaik. Untuk saat ini, itu saja
yang ku mau Di. Nothing Else.
***
Aku
berjalan mengitari sebuah kolam kecil yang begitu indah. Menatap dalam pada
kemilau teratai-teratai itu dengan damai.
“Nona Kyna.... sudah saatnya,” ujar seorang wanita paruh baya. Aku
mengaguk dan langsung berjalan cepat-cepat seraya mengangkat gaun putihku.
Kulirik sosok mom yang tersenyum dibalik wajah cantiknya. Ia mengaguk sekali,
seakan memberikan semangat yang memang sangat kubutuhkan saat ini. Ingin
rasanya aku berlari memeluk mom, menangis didadanya, dan membenarkan
perkataannya bahwa aku takkan bisa hidup tanpanya.
***
12 Februari 2006
Tinggal
beberapa bulan sebelum kelulusan. Tadinya aku ingin membuat catatan terakhir
sekolah SMA ku, tapi kamu tau, terkadang aku terlalu sibuk. Ya kau benar, aku
memang sengaja menyibukan diri sendiri. aku hanya tidak ingin terpuruk dalam
luka yang aku buat sendiri. kamu tau Di,
ingin rasanya ku bakar semua lembaranmu, menghapus semua goresan tinta yang
terukir sebagai namanya. Aku tidak membenci mereka. Aku membenci keadaan. Namun
aku sadar tidak ada yang bisa ku lakukan. Mungkin itulah roda kehidupan Di... seperti aku dan Leo
Dari
orang asing-menjadi sahabat dekat-sangat dekat-dan kembali menjadi orang asing.
Its
fair!!!
Disaat
saat seperti ini aku merasa mom lebih terlihat perhatian. Ia bahkan pernah
pulang begitu sore untuk mengajakku makan malam. kami merasa begitu dekat. Dan
saat itulah aku dapat melihat luka dibalik senyum angkuh mom. Aku menyentuh
liontin pemberian dady perlahan. Menyesali
semua yang terjadi.
Malam
itu, kupeluk mom erat-erat. Mengingatkan mom bahwa aku masih disini.
Menemaninya mangarungi malam yang panjang dan sunyi. Saat itu pulalah, aku baru
menyadari sosok lemah dibalik sosok dingin yang selama ini ku kenal. Cahaya mom
yang tertutup oleh keangkuhannya kini mulai terlihat. Aku seakan bisa merasakan
apa yang ia rasakan. Himpitan itu, kesakitan itu, keperihan yang tampak jelas
tidak bisa dihilangkan begitu saja.
Tante
Sari datang keesokan hariya, mengatakan bahwa dady ada di Jakarta. Aku melirik
mom yang tengah sibuk dengan berkas-berkasnya. “Pergilah kalau kau mau,” ujarnya
tak acuh. Aku menatap mom perih. selama ini ia selalu bersikap protektif
padaku, bahkan ia pernah melarangku menjenguk eyang hanya karena takut mereka
mengambilku. Aku mendekati meja mom dan menyentuh lengannya. “Mom, i’ll back
soon,” bisikku seraya mencium punggung tangan mom. Aku bisa melihat pancaran
kelegaan di wajah mom. Setidaknya akhirnya aku membuatnya percaya bahwa aku
tidak bisa hidup tanpanya.
14 Februari 2006
Aku tidak pernah menyangka memiliki
ayah seperti bapak yang kutemui kemarin sore Di.
Tapi mom memang selalu mengatakan semua keistimewaan yang ku miliki adalah
warisan dari dady. Meskipun aku tidak sepenuhnya setuju. Gayanya yang elegan
dan berkelas membuatku geli. Tn. Alexander. Begitu mereka memanggilnya. Penuh
hormat dan santun. Ia takkan pernah tau betapa besar penantianku untuk bertemu
dengannya. Ia takkan pernah tau betama besar keinginanku untuk memanggilnya
ayah. Namun saat ini, iapun takkan pernah tau betapa besar keinginanku untuk
berlari dari sisinya.
Aku
tidak marah padanya. Aku hanya marah pada kelakukannya yang begitu mudahnya
menyakiti hati mom. Semua orang kecuali aku tentu sudah mengetahui skandal perselingkuhan yang terjadi
diantara mereka. Aku muak. Dan rasa muak itu seakan menutup semua rasa rinduku
pada sosok ayah.
“Dad
ingin kamu ikut dengan dad ke Amerika,” begitu mudahnya ia berucap. Aku menahan
amarahku sebisa mungkin.
“Tidak
dad... aku dan mom baik-baik saja disini,” jawabku. Dan saat itu semuanya
berakhir. Atau mungkin seperti berakhir. Aku menyayangi dad. Namun bukan
berarti aku bisa menerima dengan lapang dada perlakuan dad terhadap mom begitu
saja. Mungkin nanti, saat aku sudah merasakan cinta yang indah. Bukan perih
yang tak berujung.
9 Mei 2006
Hari terakirku menjadi siswi SMA. Setelah ini aku
akan resmi menjadi alumni. Sebentar lagi acara wisuda dimulai, dan rasanya aku terlalu lelah untuk menjalani semua
kehidupan semu ini.
Aku
sempat membeku saat tanpa sengaja beradu pandang dengan Leo. Sejak kejadian
tahun lalu, kami memang tidak pernah bertegur sapa. Seakan mudah baginya untuk
menghapus namaku dari kehidupannya dan membiarkanku terpuruk sendiri menatap
luka yang begitu dalam terukir. Aku mencoba tersenyum santun saat ia terus
menatapku tak berkedip. Dan kemudian sosok pangeran itu berbalik. Menutup semua
lamunan gadis kecil akan pangeran tampannya. Aku tak berani membuka mulut
khawatir isakan lah yang akan keluar.
Setidakya
aku tau apa yang akan menjadi akhir dari semua kisah semu ini...
AKU
TAU...
***
24 APRIL 2013
Mom meraihku dalam pelukannya. Membelai
punggungku perlahan kemudian mengecup keningku. Aku melihat Dady di kursi tidak
jauh dengan kursi mom, ia bersama istrinya. Tersenyum dan mengaguk kearahku.
Hari ini, dengan lapang dada mom mengizinkanku menjadi pendamping mempelai
wanita di pernikahan anak tiri laki-laki mantan suaminya
dengan wanita lain. Itulah mom, wanita terbaik sepanjang masa... dan hanya
ialah yang ku ingin ikuti langkahnya kelak. Aku menghela nafas panjang. Mencoba
menenangkan gemuruh kemarahan di dalam dadaku. Mencoba mengikuti ketegaran mom
melihat dad dengan wanita lain. Setidaknya kami bisa berpura-pura tersenyum.
Aku melirik kerumunan pengantin wanita
yang sudah siap memasuki altar. Aku berjalan cepat, kemudian berdiri tepat
dibelakang mempelai wanita. Aku masih dalam usaha untuk memaafkan dad saat
tatapanku kembali tertuju pada punggung bidang itu lagi. dunia itu begitu
sempit. Kata-kata yang begitu tepat untukku. Bahkan ketika kami sudah terpisah
selama 7 tahun, kini kami bisa bertemu di
tempat yang tidak terduga dan waktu yang tidak pernah terprediksikan
sebelumnya. Aku bersyukur karena hari ini bukan pernikahanku, melainkan
pernikahan kakak tiriku. Sehingga sangat jelas terlihat, aku tidak sama sekali
membuang rasa cintaku padanya. Aku masih
akan selalu mencintainya sampai kapanpun.
Aku tersenyum manis pada memperlai wanita yang menoleh
sedikit kepadaku, ia tampak sangat bahagia, dan aku tidak kuasa menyembunyikan
senyum bahagiaku. Bukankah ketika sahabatmu bahagia, kau juga harus berbahagia
karenanya? Aku tidak pernah berpikir kalau pada akhirnya Maya akan memiliki
nama belakang yang sama seperti namaku, Maya Raisa Alexander. Tidak sepenuhnya
sama memang, karena Maya mengikuti nama belakang kakak tiriku. Sammuel Leopard Alexander.