Aku tidak tau sejak kapan,
tapi rasanya aku
sudah menyukainya begitu lama, sejak pertama kali ia berjalan di hadapanku.
Ia mungkin tidak
melihatku, tapi aku jelas tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya. Ia
benar-benar keren, benar-benar pemuda masa kini yang dingin namun menggoda.
Aku masih
menatapnya, sesekali mengedip centil padanya. Tuhan...
ia sangat indah....
Aku ingin
menghentikan langkahnya, menyapanya, tersenyum padanya, dan mungkin ia bisa
membalas senyumanku.. kemudian kami akan berkencan. Ah... mimpi yang menakjubkan...
Tapi aku bukan seorang
yang cantik, aku tau itu. Dan aku tidak bisa memaksakan diri untuk itu. Aku
pernah melihat adegan di film-film, mungkin aku bisa menirunya. memberikan
nomer handphoneku pada pemuda itu, dan memintanya meneleponku dengan tatapan
genit.
Ya, itu
adalah ide yang cemerlang.
Kemudian aku
melesat ke kamarku, mengambil kartu nama dan kembali berlari ke ruang tamu,
dimana ia sedang duduk bersama sahabatku, Elena.
Tapi kemudian ia
terpekik melihatku, menjerit jijik sambil mengibaskan tangannya. Elena
menatapku sedih.
"Hush Leona,
pergilah. Mathew alergi kucing." katanya pelan. aku tertunduk lesu.
kemudian melepaskan gigitanku pada kartu nama itu. Gagal sudah! aku bahkan belum sempat mengedip genit
sambil mengatakan call me maybe kepadanya...
4 komentar:
Hehehee...bagus Cher,ak pernah baca tulisan mb Santhy...tp km bisa meramunya dg gaya berbeda, lebih singkat,padat,shocking...tp tetep gk meghilangkan ironinya, meong...Rock ON GirL!!!
hehehehe ini emang terinspirasi dari tulisan mba santy... :)
kmaren aku ikutan lomba, di kasih waktu 30 mnit, hihihihi tapi gr2 mati lampu dadakan *dan waktunya pas banget* telat 4 menit, di diskualifikasi deh... hehehe
Wah...ikutan lomba apaan Cher?yaaa,gr2 byar pet...buyar deh liat Cherry menang lomba #kudu pede menang sebelum bertarung
hehehe lomba nulis Flash fiction gitu mba... tapii aku masih belajar, dan ternyata susah,
hihihihi
Posting Komentar