Hujan perlahan turun. Aku berdiri terpaku memandang tetesan itu
dari balik kabut tebal. Asap hitam memenuhi seluruh sudut pandangku. Nafasku
mulai terasa sesak. Hatiku sakit menahan isak tangis.
“Kau harus kuat,” ujar ibuku. Aku ingin
menggeleng, aku tidak ingin mengiyakan permintaannya. “Ibu akan melindungimu,” ujar ibu. “Hanya sebentar lagi dan semuanya
akan segera berhenti, kau harus bertahan,” ibuku terus
mengulang-ngulang perkataannya bagai mantra yang memiliki kekuatan magis. Aku
menangis dan menggeleng, merengek bagai bocah lima tahun.
“Aku tidak ingin ibu pergi,”
“Ibu tidak akan pergi, ibu hanya ingin melindungimu,” dan selalu itu yang ia katakan, menguatkanku. “Lihat, sebentar lagi bantuan akan
datang. Kau hanya perlu bertahan sedikit lagi. Kau tau banyak orang membutuhkan
dirimu, kau harus bisa membantu mereka. kau harus terus hidup untuk membantu mereka.”
Dan ibu akan pergi meninggalkanku?
Aku tercekat. Namun tidak bisa meneriaki pertanyaan itu. aku hanya
bisa terdiam dan terdiam, bahkan ketika akhirnya lautan warna merah membara itu
menutupi sosok ibuku hanya sedetik sebelum mereka datang.
Suara sirine mengaung-ngaung disekelilingku, namun tidak bisa
mengalihkan pandanganku dari sosok ibuku yang menghitam dibalik kilauan membara
si jago merah. Aku ingin menangis, dan memberontak. Namun tubuhku terlalu kaku.
Orang-orang mulai sibuk menumpahkan air, mencoba meredam amuk api
itu. aku hanya terdiam, kaku tak bisa bergerak. Tiba-tiba hujan mulai turun
bertambah deras. Entah membantu para pemadam kebakaran atau menumpahkan tetesan
air mata kesedihan…
Samar-samar ku dengar seseorang berteriak. “Mohon bantuan, ada
kebakaran hutan,” katanya lantang. Aku tersenyum miris.
Ku tatap sosok ibuku yang sudah menjadi abu. “Apa yang
harus ku lakukan bu? Haruskah aku melindungi orang-orang yang menyebabkan
bumiku hangus seperti ini? Haruskah aku hidup untuk melindungi mereka yang
membuat langit negriku menangis sedemikan derasnya?”
Teriakan itu kembali terdengar, kini tampak bertambah panik. “YA, BANYAK POHON YANG TERBAKAR!”
3 komentar:
Cherry... sadis amat,hikhikhikz
blogwalking..
kereeennn! :)
wuz kereeennnnn,,,
Posting Komentar