Aku menyukai
bintang. Sejak pertama kali aku bisa memegang pensil dengan kaku, hanya bentuk
lima sudut itulah yang ingin aku
ciptakan. Walaupun tentu saja hasilnya malah seperti coretan tak beraturan.
Hingga
aku duduk di sekolah dasar, aku mulai mempelajari cara membuatnya. Selalu berantakan,
selalu tak beraturan, dan selalu tidak nampak seperti bintang. Ketika anak-anak
lain menggambar pegunungan lengkap dengan sekotak sawah dan jalanan panjang,
aku masih sibuk dengan bintangku yang tidak beraturan.
Aku masih
menyukai bintang. Bahkan dengan sengaja mama membelikanku segala sesuatu
berbentuk bintang. Dari penghapus, baju, bahkan hingga sprei bermotif bintang. Mama
pandai bercerita, ia banyak mengisahkan tentang putri dan bintang, atau bulan
dan bintang, atau meski hanya kisah bintang saja.
Aku semakin
mengaguminya.
“Aku
ingin menjadi bintang,” mama tersenyum.
“Kau
adalah bintang hati mama,” katanya dengan lembut.
“Tapi
aku ingin menjadi bintang di langit,” rengekku. Mama mendekapku.
“Iya
sayang, suatu hari nanti kita semua akan menjadi bintang,” bisiknya masih
dengan suara yang sangat lembut. Aku tersenyum puas.
“Aku
ingin menjadi bintang secepatnya,” bisikku sebelum terlelap.
***
Aku menyipitkan
mataku ketika cahaya kemilau itu memenuhi pandanganku. “Hai bintang,” sapa
seseorang. Aku membuka mataku perlahan. Dan ternyata itu adalah rembulan.
“Aku
seorang bintang?!” pekikku tak percaya. Benda bulat itu mengangguk. Aku berteriak
riang. “Hore!!!! Aku menjadi bintang!!!!!” aku benar-benar bahagia. Akhrinya mimpiku
menjadi nyata.
Namun kemudian
tarian gembiraku terhenti. Mataku menyipit ketika mendengar suara tangisan yang
begitu akrab ditelingaku. Aku membulatkan mataku pada benda berbentuk lingkaran
berwarna aneh jauh dariku. “Itu bumi,” bisik bulan seakan bisa menjawab
pertanyaanku. “Dan yang menangis itu adalah ibumu,”
“Mengapa
ia menangis?” tanyaku mulai ketakutan.
“Karena
ia kehilanganmu,” bisiknya. Aku terdiam lama. “Tapi kau tidak perlu bersedih,
setiap manusia akan menjadi bintang ketika kematian menjemput. Sekarang kau
hanya perlu bersinar terang untuk menyinari hati ibumu, dan seluruh orang yang
menyayangimu. Katakan pada mereka jika kau bahagia disini, dan menunggu mereka
dengan sabar hingga waktu mereka datang,”
1 komentar:
Hikzhikzhikz...akhirnya kesampean jd bintang jg yaa
Posting Komentar