BAB DUA
Ping!
Aku melihat layar BlackBerryku
menyala. Email dari Kirana.
Rachel, kau ok??
Aku dengar kakek masuk ICCU. Aku
sangat khawatir akan keadaanmu dan kakek. Aku harap kalian berdua selalu
baik-baik saja. Aku selalu mendoakan mu dari sini.
Maaf aku tidak bisa mendampingimu.
Saat ini aku sedang melakukan test prasemesterku. Kau harus baik-baik saja
disana, aku akan pulang sesegera mungkin...
Aku menyayangimu.
Kirana A.L
Tokyo University.
Aku menatap kakek yang kini sudah
dipindahkan keruang rawat inap sebelum mengetik balasan untuk Kirana.
Aku baik-baik saja,
Dan akupun menyayangimu.
Rachel Valentine,
Siloam Hospital.
Hanya itu yang mampu aku tulis. Kemudian
kembali terdiam dalam pikiran-pikiran semuku. Setetes air mata mengalir begitu
saja. Aku seorang mahasiswi kedokteran, namun aku sama sekali tidak bisa
membantu kakek. Aku hanya bisa menangisi keadaannya yang semakin hari terasa
semakin memburuk. Apa sebesar itukah kesalahanku hingga mendapatkan balasan
seberat ini?
“Kau sudah bangun,” ujar tante Lia
saat memasuki kamar rawat inap kakek. Ia membawa dua bungkus makanan. “Makanlah
dulu,” ujarnya. Memberikan aku satu dan membuka miliknya sendiri. Aku
mengerutkan kening mencari Om Arya. “Dia mengurusi beberapa pekerjaan yang
kemarin kami tinggal,” ujar tante Lia seakan menjawab pertanyaan tak terucapku.
“Pulang ke Australia?” tanyaku
sedikit terkejut. Tante Lia terkekh pelan. Menampilkan deretan gigi putinya.
“Tentu saja tidak, ia hanya membutuhkan
waktu sebentar di Wide tower,”
Wide tower? ya tentu saja. Itu
adalah kantor manajemen keluarga Aryadinata di Indonesia. Aku pernah kesana
sekali ketika berumur sepuluh tahun. Gedung pencakar langit yang begitu mewah,
lengkap dengan furnitur minimalisnya yang mengagumkan.
Tante Lia melirik jam tangannya.
Tampaknya sedikit gelisah, atau menunggu seseorang karena sedetik kemudian ia
kembali melirik pintu di belakangku. “Seharusnya ia sudah datang,” bisik tante
Lia, tampak ditunjukan pada dirinya sendiri.
“Siapa?” tanyaku tidak bisa
menutupi rasa penasaranku.
“Raka,” satu jawaban, dan itu mampu
membuatku membeku.
1 komentar:
hmmm... siapa ya Raka yg bs membuat membeku itu???
Posting Komentar