Sabtu, 10 Agustus 2013

I FOUND YOU IN LONDON -15-




"Mmmm mana calon menantu mama? Ah ini calon menantu mama, cantiknya." Perkataan mama selalu berputar-putar di memoriku seperti kaset rusak. Hatiku ingin berteriak, tak terima dengan semua ini. Hatiku ingin mempertanyakan semuanya tapi bibirku kelu. Entah mengapa semua pertanyaan tak bisa ku keluarkan hanya ada rasa sesak yang kini menghimpitku. Ah aku benar-benar pengecut tak berani memperjuangkan cintaku, mempertahankannya di sisiku. Sanggupkah aku kehilangannya? Sanggupkah aku melihatnya bersanding dengan adikku sendiri?

Tuhan jangan biarkan aku memilih diantara kedua orang yang ku kasihi. Dua orang yang demi mereka aku rela melepaskan kebahagiaanku, rela memberikan nyawaku untuk mereka.

Sedang asyiknya aku melamun, tak kusadari Keysha yang memperhatikanku dengan amarah, kecewa, sedih yang tak terkira di wajah cantiknya. Tak ada senyum hangat yang selalu ia tampakkan, tak ada wajah ceria yang biasa menghiasi wajahnya yang mungil. Tak ada cahaya yang bersinar di mata indahnya. Cahaya itu redup tergantikan dengan mendung yang menutupnya. Mata itu kita juga berkaca-kaca, airmata sudah siap jatuh bebas di pipinya yang lembut selembut sutra, halus sehalus batu pualam. Matanya yang selalu menatapku dengan cinta kini menatapku dengan kebenciaan. Nafasnya pun kini tak lagi teratur, menahan amarah. Suara gemeretak rahang dan tangan tiba-tiba terdengar darinya.

"Key..." Suara Frank tiba-tiba menyadarkanku dari lamunanku.

Frank yang tiba-tiba sudah ada di depan Keysha menarik tubuh Keysha dalam pelukannya dan membawanya masuk ke dalam. Keysha mengikuti Frank namun matanya masih menatapku, tak sedetikpun ia alihkan pandangannya hingga mereka berdua menghilang di ruang keluarga.

"Ayo masuk jangan berdiri saja di depan pintu," tante Keira menggiring kami masuk ke ruang keluarga. Satu persatu kami berjalan mengikuti tante Keira.

*****

"Kian apa kabarnya Sandra?" Tanya Papa saat kami semua berkumpul di ruang keluarga. Papa, mama, dan Mark duduk dalam satu sofa. Sementara om Leo dan tante Keira duduk di sebelah kiri sofa mereka. Om Marcus dan aku duduk berdampingan di sebelah kanan sofa ketiganya. Frank dan Keysha duduk di depan ketiganya. Keysha membenamkan wajahnya tak berani untuk mengangkat takut mungkin. Takut jika semua yang dipikirkan menjadi kenyataan, takut jika apa yang menjadi keinginannya tak sesuai kenyataan. Dan itu semua salahku.

"Baik Pa." Jawabku singkat.

"Bagaimana anaknya?" Tanya Papa lagi.

"Baik juga...."

"Hei sudah-sudah kenapa bertanya tentang Sandra terus sih. Kita kesini itu untuk membicarakan tentang Keysha, calon menantu kita...." Ujar mama yang merasa tidak nyaman dengan obrolan tentang kak Sandra.

"Key gimana? Udah siapkan jadi calon istri...."

"Sebentar ma..." Potongku cepat. Aku benar-benar tak ingin membuat Keysha merasa berjuang sendiri, merasa jika aku pengecut. Ini adalah akhirnya dimana aku harus bisa memperjuangkan cintaku, berjuang bersama orang yang aku cintai.

Aku tahu berapa kali perjuanganku tak membuahkan hasil. Semua yang ku lakukan seakan hanya seperti angin lalu di mata om Leo dan Frank.

Ini usaha terakhirku. Entah mereka akan menyetujui atau tidak hubunganku dengan Keysha, aku sama sekali tidak perduli. Aku hanya ingin membuktikan pada gadisku tercinta jika aku memang layak untuk dicintainya. 'Berjuang hingga titik darah penghabisan' kini itulah yang menjadi tujuanku.

Aku berdiri membuat semua orang menatapku kecuali Keysha yang masih menundukkan kepalanya. Setiap orang di ruangan itu memandangku tapi aku tak perduli. Aku hanya memandang dirinya. Perlahan menghampirinya dan setibanya aku di depan Keysha, aku berlutut. Ku raih tangannya yang mungil, ku kecup dalam. Hal tersebut membuat Keysha membelalakan matanya, menatapku tak percaya.

"Maafkan aku...." Ucapku tulus. Keysha menatapku, airmatanya tak urung mengalir dari matanya beningnya. Aku sungguh tak bisa melihat airmatanya, ku hapus dengan ibu jariku. Ku gelengkan kepalaku tanda jika ia tak boleh menangis lagi. Semua kesedihannya akan berakhir sekarang. Tak perduli mereka akan menyetujui atau tidak, aku akan tetap menikahinya. Sebuah senyum tercipta di bibirku, senyum untuk menenangkan hatinya yang gundah, yang tak tenang.

"Semua akan baik-baik saja." Bisikku di telinganya saat aku merengkuhnya ke dalam pelukkanku. Ku kecup keningnya saat aku melepaskan pelukkanku, Keysha memejamkan matanya saat aku melakukan itu.

"Buka matamu dan lihatlah." Bisikku lagi. Keysha menggelengkan kepalanya pelan matanya masih terpejam.

"Key buka..." Bukan sebuah permintaan tapi sebuah perintah yang kuucapkan. Perlahan Keysha membuka kedua matanya, menatapku dengan mata beningnya yang berkaca-kaca. Senyum menenangkan terkembang di wajahku.

"Keysha Admira, aku mencintaimu dengan seluruh hati dan jiwa ragaku. Aku rela mengorbankan semua yang ku miliki untukmu, menjaga dirimu dengan seluruh tenaga yang ku miliki, membahagiakanmu dengan seluruh kemampuan yang ku miliki. Aku tahu masa laluku sangatlah buruk bahkan sangat memalukan dan aku tidak akan bisa mengubahnya serta aku tak ingin membuatnya tampak bagus di matamu tapi aku berjanji tidak akan pernah ada wanita lain yang ingin aku nikahi selain dirimu. Aku tak menjanjikan akan membawakanmu bulan, bintang, seluruh kemewahan yang ada di dunia ini. Tapi aku berjanji akan membuatmu bahagia, membuatmu tersenyum, takkan membiarkanmu satu tetes airmatapun keluar dari matamu yang indah. Hari ini aku ingin semua orang mengetahui perasaanku padamu. Tak perduli mereka menerima atau tidak, tak perduli jika saat ini adalah tarikan nafasku yang terakhir, tak perduli jika saat ini adalah waktu terakhirku bersamamu. Aku hanya ingin mengatakan, I love you in every breath I take, with all my soul. Want you marry me?" Aku melamar Keysha tanpa memandang sekeliling.

Keysha mengulurkan tangannya membelai seluruh wajahku perlahan seakan tak percaya jika aku telah melamarnya tanpa perduli dengan larangan om Leo dan Frank. Saat ia melakukannya, aku menutup mataku menikmati sentuhannya di kulitku. Tangannya berhenti di kedua mataku, menarik kepalaku mendekat dan mengecup keningku lembut.

"I do." Suaranya terdengar lirih tapi tanpa ada keraguan di dalamnya.

Aku membuka mataku menatap dirinya yang sedang menatapku. Hidung dan kening kami saling menempel. Tanganku memeluk pinggangnya. Senyum bahagia terpancar dari kami berdua.

Prok!!! Prok!!! Prol!!!

Seketika seluruh ruangan bergemuruh dengan suara tepukkan dari orang-orang yang ada di sekitar kami membuat aku dan Keysha terkejut.

Kami menoleh ke semua orang menatap mereka satu per satu. Mencoba mencari penolakan yang biasa kami dapatkan dari om Leo dan Frank tapi semuanya sia-sia. Di mata mereka hanya ada senyum bahagia, hanya ada sebuah restu untuk kami berdua.

"Mark maafkan aku tapi aku mencintai Keysha. Aku tak bisa hidup tanpa dirinya. Maaf karena aku mengambil milikmu." Ucapku tulus meminta maaf pada Mark.

"Hai siapa bilang aku mencintainya. Dia itu bukan tipeku, bro. Terlalu lugu, polos, mungil, pintar..." Kata Mark acuh. Aku melongo mendengar penjelasan Mark. Lalu apa yang dimaksud mama tadi? Aku mengalihkan pandanganku ke mama tapi hanya mengangkat bahu acuh seakan berbicara "yes, kita berhasil mengerjaimu, Kian." Aku tersenyum malu saat menyadarinya.

"Kalian... Kalian..." Keysha tiba-tiba mengeluarkan suaranya walau gugup. Matanya melebar menatap tak percaya jika mereka sanggup melakukan semua itu pada kami berdua. Aku menggenggam erat Keysha dalam pelukanku.

"Maaf ya Key. Kami semua hanya ingin melihat kesungguhan kalian untuk bersama, mendengar dan menyaksikan semuanya dengan jelas. Papa tidak ingin anak papa kecewa, menangis, meratapi kisah cintanya kelak. Sekarang papa yakin jika Kian mencintaimu dengan sepenuh hati, akan selalu membahagiakanmu." Jelas om Leo yang langsung mendapat cubitan dari Keysha yang tiba-tiba saja berlari dan memeluknya. Om Leo meringis meringis menerima cubitan Keysha tapi langsung berubah menjadi ceria saat Keysha memeluknya. Om Leo mengecup puncak kepala Keysha penuh kasih sayang. Tante Keira merengkuh keduanya dalam pelukan. Sementara aku sendiri menghampiri mama, papa, Mark dan om Marcus memeluk mereka. Tak pernah aku merasa sebahagia ini dengan kehadiran mereka.

Aku dan Keysha saling memandang penuh arti. Pandangan kami beralih ke Frank.

"Hei apa-apaan kalian? Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Frank yang merasa risih dengan tatapan kami berdua. Aku dan Keyshapun sama-sama melangkah mendekati Frank, mengunci tepatnya.

"Hmmm begini kamu mau ngomong sendiri atau perlu kami lakukan pemaksaan?" Tanyaku dengan sedikit jahil padanya.

"Apaan sih kamu, Ki?" Frank pura-pura tak mengerti.

"Ayolah kak, kami berdua sudah tahu." Sekarang giliran Keysha yang menjahili Frank dengan mendekatkan tubuhnya lalu tanpa terlihat Frank, tangannya langsung mencubit pinggang Frank.

"Aaaaaaawwwww!!!! Sakit Key." Teriakkan memenuhi seluruh ruangan. Kami semua tertawa melihat wajah Frank yang seakan-akan tersiksa.

"Key udah dong, lepasin..." Pinta Frank dengan wajah memelasnya. Aku yakin cubitan Keysha akan berbekas hingga beberapa hari ke depan, sadis kan gadisku ini. Tapi tak apalah itung-itung pembalasan kami berdua pada Frank. Hahahaha rasakan kau, Frank.

"Ngaku dulu abis itu minta maaf sama kita berdua." Keysha berusaha tampak galak pada Frank.

"Ya... Ya... Ya... Aku ngaku aku yang merencanakan semuanya. Aku minta maaf sama kalian berdua." Akhirnya Frank mengakui segala rencananya dan Keyshapun melepaskan cubitannya.

"Gila sakit banget ya cubitanmu, Key. Kamu jahat amat Ki gak mau nolongin aku." Kata Frank sembari mengipas-ngipasi bagian yang tubuhnya yang dicubiti Keysha.

"Malas amat nolongin kamu, Frank. Lagi itu gak setimpal sama apa yang udah kamu lakukan sama kita berdua." Ledekku sambil merengkuh keysha ke dalam pelukanku. Tangan Keysha melingkar di sepanjang pinggangku.

"Eh sebentar darimana kalian tahu jika kami saling mencintai?" Keysha tampak ragu mengajukan pertanyaannya.

"Saya." Sebuah suara tiba-tiba tersengar dari arah belakang aku dan Keysha. Reflek kami menoleh ke belakang.


"Ka... Ka... Kamu..."

****




8 komentar:

Unknown mengatakan...

akhirnya

Unknown mengatakan...

cie akhirnya
udah menduga sih itu jebakan. hehe.
aduh siapa lagi yang datang o_O

Unknown mengatakan...

kyaa mb thy alhamdulillah ini cman sandiwara.
eh tpi eh tpi ada kejutan apa lg ini..



thanks mb thy
thanks zia

Unknown mengatakan...

Trnyta cma d krjain..-_-
Itu kykny si mbokny ato si Sandra deh yg dtg..-_-

Fathy mengatakan...

@ara : ayo tebak lagi...

@eka : ☀˚°•◦ S̤̈̊α̣̣м̤̣̲̣̈̇α̍̍~S̤̈̊α̣̣м̤̣̲̣̈̇α̍̍◦°˚☀ eka...

@mendy : pengen nya sih gak :D...

@all : °·♡·♥τнänkчöü♥·♡·° dah ngikutin crtaku... Kiss n hug 4 all... (˘⌣˘)ε˘`)

@zia : °·♡·♥τнänkчöü♥·♡·° ya non dah posting crta ku (˘⌣˘)ε˘`)

Aprilia Dewi mengatakan...

Terusannya ada ga sih mba?? Kok ga nemu yaaa??

Unknown mengatakan...

Gak diteruskan kah mbak?

Unknown mengatakan...

Lanjutan nya mna mba?