Rabu, 15 Januari 2014

KESERIUSAN CINTA DI MATA WANITA -Cherry's little MInd- Repost

Cinta, cinta dan cinta.

Siapa yang nggak kenal masalah cinta sih?! Wah, dari bocah belum wajib SD sampe aki - nini pasti kenal masalah ini. walaupun tentu aja, pendapat-pendapatnya tentang cinta itu berbeda-beda. Tapi toh, sanking mewabahnya masalah cinta-cintaan, dunia ini kayaknya udah nggak lagi berbentuk bulat, melainkan berbentuk hati versi cipta imajinasi manusia, dengan warna pink –buat yang lagi kasmaran; pink tua –buat yang kasmarannya kelamaan; pink pucet –buat yang mulai bosen; dan pink kehitaman –buat yang lelah di PHP-in; and also black –buat yang lagi galau. Jadi nggak ada tuh istilah go green, sekarang semuanya berubah jadi go pinky!

Banyak banget orang yang putus asa karena cinta, buktinya meskipun jaman sudah se-mo-de-rn sekarang, tapi mbah dukun di kampung sebelah makin banyak aja kliennya. Usut punya usut, sekarang juga dibuka konsultasi cinta juga malah. Bisa via BBM, Line, Whatsapp, Skype dan segudang media social lainnya. Produk-produk pemikatnya pun udah dijual bebas, tinggal transfer lalu beres masalah pelet memelet.

Nyari pacar kesannya jadi mudah, duduk aja di depan kompi, ganti-ganti display pictureanda, lalu… woala!! You’ve got one more new boyfriend. Mungkin besok-besok, pacar bisa tinggal download di mbah google. Kan udah jaman mo-de-rn. ;)

Tapi masalahnya, semakin maraknya kisah cinta, maka semakin hambarnya mutu dan kualitas cinta itu sendiri. Bah, tau apa sih seorang saya tentang cinta?! Nope, that’s why we’re here. Sharing bersama yuk... :D

Cinta itu klise, apalagi cinta sejati. Wah… itu lebih klise lagi.

Cinta sehidup semati?? Hm… itu hanya ada di kisah Romeo dan Juliet. Well, romantis memang, seakan-akan mereka nggak bisa hidup tanpa satu sama lain. Tapi nona, itu kisah yang sudah sangat lama sekali. Pas masanya masih belum ada facebook dan twitter, jadi pas Juliet dikabarkan tewas, Romeo putus asa karena nggak bisa nyari pacar baru. Lah sekarang, ketika sang pacar tewas, pasangannya bisa dengan mudah melupakannya dengan meng-add seribu cewek-cewek sekseh dan cowok-cowok tamfan di akun facebooknya. Bahkan sekarang jasa biro jodoh sudah membuldak. Coba waktu jamannya romeo Juliet udah ada jasa biro jodoh, pasti romeo nggak akan bunuh diri kayak gitu, ya kan?

Lho lho.. kenapa jadi nyinyir begini ama cinta yah?

Back to our topic. Keseriusan cinta.

Wanita mana sih yang mau lama-lama di PHP-in? semua wanita pasti mendambakan lamaran romantis dari sang pria sebagai bukti keseriusan cinta mereka. *Ciee dah ah! Lalu berujung ke pelaminan, membentuk sebuah keluarga kecil yang harmonis. (dunno how to stop smiling while thinking about it. Lol)

Yep, kebanyakan wanita mengganggap keseriusan cinta seorang pria itu diukur dari berani atau nggaknya mereka menghadapi orang tua sang kekasih, lalu memintanya secara langsung kepada orang tuanya. (smiling again. :D ). Untuk beberapa orang, hal ini memang mudah, apalagi yang udah pacaran lama, dan jelas udah kenal sama orang tua sang perempuan pujaan hati. Tinggal bawain martabak telor mang ujang yang jualan di perempatan jalan, lalu jadi deh.

Tapiii…

Lho masih ada tapinya?!

Hahaha… tapi jangan anggap remeh soal keseriusan itu yah. Serius di sini ya serius, seserius seriusnya. *nah mulai ga-je.

Kalau anda memang serius maka buktikan, bukan hanya dengan kata-kata semata. Misalkan, pas lagi makan baso tiba-tiba aja anda –sang pria- mengatakan kata-kata pamungkas yang terbukti bisa membuat wanita panas dingin semaleman, “Yang kamu mau nggak jadi istri aku, menemani aku untuk mengarungi hidup ini, susah senang bersama?” atau singkatnya, “Will you marry me?” lalu, hap. Caplok baso lagi. what??!

Nah nah… meski kata-katanya luar biasa indah, tapi toh yah entah bagaimana keseriusan sang pria di sana masih sangat dipertanyakan. Nope, sebenarnya nggak perlu romantis-romantisan juga sih, nggak perlu juga nyiapin candle dinner di tengah danau dengan lampu remang-remang dan makan nasi bungkus beralaskan daun teratai. *nah ga-je lagi*

Cukup sebuah ketulusan dan pembuktian.

Terlepas dari kata-kata pamungkas seperti itu, sikap sang pria itu juga sangat menentukan keseriusannya. Maksudnya, jangan sampai sesaat setelah pulang dari melamar (resmi-atau tidak), anda menemui gadis lain, atau meng-add akun cewek lain. Hati-hati, kebanyakan wanita itu sensitive bukan main. Dan ketika sang pria sudah menghitbahnya, berarti ada sebuah komitmen tak kasat mata yang terjalin lebih serius lagi di sana. Dan di masa-masa seperti itu, wanita akan lebih posesif lagi. Kasarnya, “Lo tuh katanya mau nikahin gue, tapi masih lirik sana sini! Brings*k!” dan wuzz… kata putus pun tak terelakan. Niat minggu depan nikah, yang ada malah jadi jomblo lagi. habis dimaki-maki pisan. :D

Jaga sikap, saling mengerti, saling menghormati komitmen yang terjalin, kan katanya saling mencintai, nggak sulit dong?

Nah sekarang gimana posisinya kalau sang wanita nggak langsung menganggukan kepala ketika kekasihnya meng-khitbahnya?

Banyak kemungkinan emang.

Satu, mungkin dia lagi sakit leher, jadi nggak bisa ngangguk, atau sakit tenggorokan, jadi nggak bisa bilang iya. Serius dikit napa sih?! *(toyor-kepala-nyamuk)

Oke, serius. Yang kedua sih… yang paling banyak menjadi masalah utama dalam hal minang-meminang, a.k.a lamar-melamar, si perempuan itu menolak karena merasa belum siap. Aduh please deh, nikah itu kan nggak segampang bersihin belek (nggak ada perumpamaan lebih bagus apa yah?), maksudnya nggak sekali congkel lalu bersih, kalo beleknya berkerak gimana hayo? (masih dibahas pisan?!).

Pokoknya, bagi kaum hawa, pernikahan itu bukanlah hal yang mudah, banyak yang akan terjadi di dalam pernikahan itu. dan terkadang, pernikahan itu selain membawa sebuah keindahan romantisme yang tiada tara, tapi juga membawa momok yang menakutkan untuk sebagian orang. Kesiapan batin itu memang penting, kedengarannya sedikit klise memang, tapi itu memang nyata. Hal-hal remeh temeh yang menurut pria nggak-lah terlalu berarti, tapi menurut wanita, itu bisa menjadi sebuah bumerang. Misalnya tentang kesiapan berkomitmen yang pastinya akan mengikat mereka, kan banyak juga tuh wanita yang mengutamakan study dan kariernya, kalau anda menekankan komitmen kepada mereka, yang ada hubungannya pasti akan terombang abing sedemikian rupa, sukur-sukur nggak sampe putus. :D

Jadi intinya sih, si wanita masih butuh waktu. Waktu untuk saling mengenal satu sama lain, waktu untuk membiasakan diri, dan waktu untuk meyakinkan diri sendiri bahwa anda memang cocok dengannya, at least untuk sekedar merenungkan… apa dia benar-benar jodoh saya? Apa nggak ada yang lain yah Tuhan? (Plak! Opsi terakhir tidak layak dipikirkan. :D)

Jadi ketika si wanita meminta waktu, maka berikanlah waktu itu. Tapi jangan mentang-mentang memberikan waktu berpikir lalu anda menghilang untuk betapa juga. yang ada keyakinan si wanita ludes seratus persen kepada anda.

Slow but sure. :D mungkin lebih baik begitu.

Poin yang ketiga, hm…. Ini masalah yang agak sensitif. Well… well, ini tentang masalah finansial. Banyak loh wanita yang ragu pada keseriusan sang kekasih karena masalah ini. Setidaknya, (walaupun wanita itu percaya rezeki mah nggak kemana), tapi toh yah… kalau masih belum memiliki pekerjaan tetap ya agak mengkhawatirkan juga memang. Realistis guys, ya kali jaman sekarang mau dikasih makan ‘hanya’ cinta.

Tingkat kemapanan seseorang juga menunjukan sisi bertanggung jawabnya orang tersebut. Setidaknya pria yang berusaha sukses sebelum meminang sang kekasih, memang sudah berniat untuk berusaha membuat dirinya sendiri hidup bahagia, dan akhirnya membawa sang wanita juga untuk berbahagia bersamanya. *lebayisasi yang terlalu lebay.

Kasarnya, Matre. Iya… iya tau, nggak usah pada ngedumel di belakang.

Tapi sebenarnya, anda nggak harus menjadi seorang yang super kaya raya juga sih. Kalo gitu mah, entah kapan mahligai rumah tangganya terbentuk, hehehe yang ada sibuk mengumpulkan pundi-pundi uang mulu. :D

Nggak, nggak harus seperti itu, menunjukan usaha dan kerja keras anda saja sudah cukup. Dan jangan
mengeluhkan pekerjaan, terkadang hal itu menunjukan sisi kelemahan anda, dan mau nggak mau itu sedikit banyak akan menimbulkan nilai minus di mata wanita.

Next point, tentang agama dan pendidikan. Ini masalah saklek memang. Ada beberapa orang yang mengabaikan dua poin ini, yang penting cinta, cocok, mapan, lalu apa lagi? tapi untuk beberapa orang, dua hal ini justru menjadi poin penting juga. Masalahnya, bagaimana mau menciptakan sebuah keluarga yang harmonis jika landasan pemikiran dan keyakinannya jauh dari batas ambang perbedaan yang bisa ditolerir. Cie deh bahasanya. :D

Oke, masalah kecocokan, kesiapan dan lain-lain sudah bisa teratasi misalnya, tapi gimana kalau si cewek itu nggak ngangguk-ngangguk juga, bahkan kesannya kayak menghindar dan menghilang. Oke, mari lihat kemungkinan selanjutnya.

Keyakinan. Bukan, bukan keyakinan seperti antara manusia dan Tuhannya. Tapi keyakinan untuk menjalin kisah lain bersama anda, setidaknya untuk meyakinkan diri sendiri ‘saya bisa bahagia nggak sih dengan dia?’
Itulah mengapa sikap anda juga sangat menentukan. Ketika kelakuan sang pria nggak meyakinkan, meskipun udah melamar lima ratus kali, tuh cewek pasti nggak akan mau. Setidaknya anda harus membuktikan pada sang wanita jika anda memang pria yang tepat untuknya. Nggak perlu menjadi pangeran kayak pangeran wiliam kok, cukup menjadi seorang pria berkepribadian baik.

Yakinkan pasangan anda kalau anda memang pantas untuknya, anda bisa menjaganya, buat sang wanita merasa nyaman dan aman di samping anda, dan pastikan anda mempunyai KIR dokter dan surat kuning dari kepolisian. *nah lho??!

Cinta aja nggak cukup?

Sayang… cinta itu memang poin utamanya. Tapi pernikahan itu kan, bukan hanya penyatuan antara dua orang saja. Tapi antara dua keluarga, dua lingkungan, dua budaya, dua pemikiran… dan dua dua yang lainnya. Jadi kalau pertanyaannya ‘cinta aja nggak cukup?’ yep, cinta aja nggak akan cukup! *dan pastikan anda membawa martabak yang super lezat buat memikat orang tua si gadis. XD

Pria sempurna? Nggak… nggak ada yang sempurna kok di dunia ini(Kecuali Tuhan, tentu aja – please masalah saklek ini mah nggak usah dipermasalahkan). Jadi baik wanita maupun prianya harus sadar akan hal itu. Tapi bisa kan bersikap menjadi pria yang baik? Setidaknya memiliki itikad untuk bersikap baik.

Oke, sekarang tulus udah, pembuktian bahwa anda pria yang SIAGA-pun sudah, tentang kenyamanan dan keamanan juga sudah bisa dipertangung jawabkan. Tapi kenapa sang wanita masih nggak mau mengatakan iya?!

Hm… mungkin… mungkin lho yah ini…

Anda tidak masuk ke dalam kriterianya. Setiap orang memiliki kriteria untuk pasangan mereka masing-masing, dan biasanya wanita itu lebih aneh kriterianya. Harus yang ber-poni lah, harus yang ber-bb lah, atau harus yang ber-behel lah. Pokoknya, kemungkinan besar anda tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Well, mungkin untuk menjadi pacar boleh lah… tapi untuk menjadi suami, seseorang yang akan ditemuinya setiap hari, pagi dan malam, sepertinya itu sedikit banyak membuat sang wanita khawatir ia tidak bisa melakukan hal itu. Misalnya aja, tentang kebiasaan buruk, atau tentang kepribadian anda mungkin, watak keras dan selalu mau menang sendiri itu, jelas membuat wanita menciut untuk berkomitmen lebih jauh.

Keterbukaan, itulah yang terpenting. Bicarakan tentang hal-hal yang sekiranya membuat tidak nyaman. Iya sih, mencintai mah harusnya apa adanya, tapi toh yah… apa salahnya jika ada sebuah masukan untuk perubahan yang lebih baik. :)

Nahh… jika dipikirkan matang-matang semuanya jadi mudah bukan? Tapi eh… setelah perdebatan panjang itu, ternyata dia masih nggak mau menganggukkan kepalanya, dan nggak mau menjawab ‘iya’ pada lamaran anda?!

Wih… kalau begitu hanya ada satu kemungkinan. Itu tandanya bukan dia nggak mau, tapi nggak bisa.

Kenapa? Karena bagaimana mungkin dia bisa menganggukan kepala sedang hati kecilnyanya menolak.

Simpelnya mah… bukan anda yang dia mau! Alias… dia cinta orang lain guys!

Jleb kan?! :D

Kalo kayak gitu kasusnya, silakan mencoba kembali aja deh. Hehehehe

Tapi pada akhirnya, satu yang harus diingat, Allah itu menciptakan mahluknya dengan berpasang-pasangan. U don’t need to be worry at all, jodoh mu sudah dituliskan kok, tapi waktunya… itu rahasia cinta Illahi. :D



p.s : tulisan ini tidak memiliki maksud apapun, hanya untuk sekedar bertukar pemikiran. :) 
silakan memberikan komentar atau pun kritikan untuk isi, tehnik penulisan atau apapun yang berkaitan dengan wacana ini. :) terima kasih juga untuk para koresponden cantik yang sudah bersedia meluangkan waktu buat sekedar menjawab pertanyaan ga-je dari aku. 

XOXO 
Cherries. 

“Stop looking for the right Soulmate, focus to be the right people”