Rabu, 13 Maret 2013

Beautiful Wedding ^_^



Aku memicingkan mataku ketika mendengar alunan melodi indah itu, jantungku mulai berdetak semakin kencang ketika mataku menangkap siiluet orang-orang berpakaian putih yang tengah menoleh sambil tersenyum ke arahku. Aku tidak terlalu yakin, namun jelas sekali semua ini adalah sebuah kisah yang sangat teramat indah. Beberapa rangkaian bunga-bunga berwarna putih, pink, dan peach menghiasi setiap sudut taman besar itu. Dengan sebuah tiang-tiang tenda yang di tutupi oleh lembaran kain selembut sutra yang akan berkibar lembut ketika angin lembut menyapa.
Semuanya begitu indah, begitu manis dan mempesona.
Namun ketika pandanganku menemukan sosok tampan itu berdiri di sana, aku bisa merasakan jantungku jatuh begitu saja. Air mataku rasanya hampir menetes karena kebahagiaan yang tiba-tiba memenuhi seluruh relung hatiku. Aku tidak bisa melihat sosok tampan berjas hitam itu dengan jelas karena genangan air mataku sendiri, namun aku yakin dia tengah tersenyum dan menantiku. Menantiku sampai di sampingnya, menggenggam jemarinya, mengucapkan janji yang sejak kelas lima SD sudah ku hapal di luar kepala. Janji pernikahan.
Dua orang bocah kecil menaburkan kelopak bunga mawar merah di hadapanku, melangkahkan kaki kecil mereka dengan seirama. Kakiku sendiri rasanya sudah selembek jelly, tapi aku tidak ingin berhenti. Aku ingin terus berjalan hingga akhirnya berada di sisi sosok itu. perutku mulai terpilin ketika kebahagiaan itu kembali memenuhi seluruh relung kepalaku.
Nada-nada music perkawinan itu menambah indah suasana di senin pagi yang menawan ini. Semuanya tampak begitu sempurna, sahabatku, keluargaku… dan cintaku. Apa lagi yang bisa ku harapkan?
Namun mataku menyipit ketika tanpa sengaja melihat wajah salah satu bocah penebar bunga di hadapanku. Wajahnya begitu asing, dan sedikit menyeramkan. Lalu teriakan keras itu mengusik fokusku.
“Hanna!!!!!!!!” aku menoleh ke belakang, namun tidak menemukan siapapun, hingga tiba-tiba aku merasakan hujan turun dengan derasnya. Tapi ini bukan hujan, ini lebih seperti siraman air yang di khususkan untukku. Aku berteriak keras, menggapai-gapaikan tanganku ke sembarang arah, mencoba meraih tangan pangeran cintaku.
“Hanna bangun! Kau ada kelas hari ini jam 10!!!”
What?! Shit!
Aku mengerjapkan mataku sekali dan langsung membuka mataku lebar-lebar, menghambur berlari dengan linglung ke kamar mandi dengan selimut yang melingkari pinggulku.
“Astaga kau tidak mematikan leptopmu semalaman lagi!!!” teriak Sandra, teman sekamarku. “Kau sudah menonton breaking dawn lebih dari seribu kali!!! Jangan sampai kau membawanya ke alam mimpimu!” teriaknya lagi.
Aku tertegun, sejenak menghentikan acara sikat gigiku. Ups… aku baru ingat, kalau lima menit lagi saja… aku akan resmi menjadi nyonya Cullen. Well, meski itu hanya di dalam mimpiku. Tentu saja! Tapi rasanya aku masih bisa mendengar lagu-lagu pernikahan yang merdu itu.
Ah… mimpi yang menyeramkan.
“Kau merusak pernikahanku!” teriakku dengan mulut yang dipenuhi buih pasta gigi.

3 komentar:

lovelywoman1 mengatakan...

haihaihaihaiaaaa Edward Cullen *.*
Kocak cher.. Menghibur :D

Unknown mengatakan...

wkwkkwkw
tertipu lagi..

mau donk mimpi kaya gitu :-P

Nunaalia mengatakan...

hahahaaa...lagi2 ketawa sndiri