Minggu, 17 Februari 2013

I Found You In London -12-





Berselang satu jam, pelan-pelan aku mengetuk kamar Keysha. Aku tak ingin membangunkan semua orang yang mungkin sekarang sedang tertidur.

"Key," aku berbisik di depan pintu kamar Keysha.

"Key," ulangku karena tak ada jawaban dari Keysha. "Key, aku mau bicara." Aku masih mencoba memanggilnya lewat sela-sela pintu.

Lama aku mencoba memanggil Keysha tak ada juga jawabannya. Mungkin kamu sudah tidur Ya Key, lirihku dalam hati. Ku langkahkan kakiku menjauh dari kamarnya. Walaupun berat aku tetap melangkah. Aku butuh untuk berbicara dengannya atau dengan seseorang sekarang.

Aku tak kembali ke kamar tapi aku melangkah ke kamar kak Sandra. Aku rindu dirinya, merindukan nasehat-nasehatnya, merindukan belaian di kepalaku dan kecupan sayang di keningku. Sekarang kak Sandra memang tak bisa melakukan semua itu tapi aku percaya kak Sandra masih bisa mendengarku. Tak perlu kak Sandra berbicara, aku hanya ingin menumpahkan Yang ada dalam hatiku. Sedih rasanya tak ada seorangpun Yang bisa aku ajak bicara. Rupanya beginilah Yang dialami kak Sandra dulu.

"Kak sudah tidurkah?" Walaupun kak Sandra tak bisa menjawab aku tetap bertanya padanya. Aku berjalan ke tempat tidur kak Sandra pelan-pelan, tanpa suara.

"Kak kenapa belum tidur? Kemana mbok Nah? Biasanya dia akan menunggumu sampai tertidur," ku lihat sekeliling kamar namun tak ku liat sosok mbok Nah di dalam kamar.

Kak Sandra tak berbicara, matanya menatap ke depan namun pandangannya kosong. Aku berbaring di samping kak Sandra. Dulu sering kami tidur bersama dengan Mark juga tentunya. Mendengarkan kak Sandra bercerita sebagai pengantar tidur kami. Kak Sandra tak pernah bosan untuk bercerita walau terkadang aku dan Mark tak pernah mendengarkan.

"Kak, aku boleh tidur denganmu? Aku kangen tidur denganmu, mendengar dongeng yang kau ceritakan, celotehan, nasehat darimu. Ku harap kakak lekas kembali menjadi kak Sandra yang dulu." Kukaitkan jemari kami berdua. Sungguh kecil dan pucat kulit kak Sandra. Berbeda sekali dengan kulitnya dulu. Tak ada lagi aura indah yang terpancar dari kulitnya. Tak terasa airmata keluar dari mataku. Setelah itu tanpa kusadari, aku tertidur di sampingnya.

Pukul 3 pagi, aku membuka mataku. Kak Sandra sudah terlelap dalam tidurnya, terbuai dengan mimpinya yang indah kurasa. Ku kecup kening kak Sandra, ku tinggalkan kak Sandra dengan mimpinya.

"Keysha!" Seruku saat melihat Keysha terlelap di ranjangku. Keysha menggeliat, membuka matanya perlahan.

"Hai Kian,,," sapa Keysha sambil mengucek-ngucek matanya.

"Apa Yang kamu lakukan disini? Sejak kapan kamu di kamarku? Ada Yang melihatmu ke kamarku?" Rasa panik bercampur senang melandaku. "Apa Yang kamu kenakan?" Emosiku meningkat ketika melihat tubuhnya hanya dibalut baju tidur tipis Yang memperlihatkan bentuk tubuhnya. Tak ada laki-laki yang tak senang melihat tubuh perempuan hanya berbalut kain tipis, termasuk aku. Hatiku bersorak gembira membayangkan namun tak bisa berlangsung lama kesadaranku kembali mengingat om Leo Yang tak menyetujui hubungan kami. Apa Yang akan dikatakan om Leo jika ia melihat Keysha masuk ke kamarku hanya dengan balutan kain tipis di tubuhny. Yang pasti om Leo lebih tidak akan menyetujui hubungan kami.

"Apa? Baju tidur." Keysha berpura-pura tak mengerti dengan pertanyaanku. "Ada Yang salah?" Keysha melihat ke seluruh baju tidur Yang ia kenakan. Tangannya tak berhenti untuk memainkan baju Yang dikenakannya.

Aku merangkak naik ke tempat tidur mendekatkan tubuh kami berdua. Keysha tersenyum senang karena berhasil menggodaku pikirnya tapi ia takkan tau apa yang akan ku lakukan. Jari telunjuk dan ibu jariku memegang dagu Keysha, membuatnya menatap dalam mataku. Dengan cepat, panas dan keras ku pagut bibirnya, Keysha Yang terkejut hanya bisa membelalakkan matanya. Tanganku juga dengan kasar menyibak baju tidurnya. Masing-masing tanganku bermain dengan kasar dan keras di payudara dan kemaluannya. Keysha mendorong tubuhku dengan kedua tangannya tapi usahanya sia-sia karena tubuhku lebih kuat darinya.

Keysha makin tersiksa dengan perbuatanku tak ada sinar kenikmatan Yang dipancarkan matanya. Hanya ada kepedihan, rasa sakit dan terluka dalam matanya. Airmata perlahan semakin banyak Yang keluar dari matanya. Sesaat ku tarik bibirku dari bibirnya. Keysha mengalihkan pandangannya dariku. Bibirku memang telah berhenti tapi kedua tanganku belum berhenti dari "aktivitasnya".

"Kian hentikan." Suara Keysha terdengar lirih di telingaku. Nafasnya masih terengah-engah menerima semua Yang aku lakukan padanya.

"Kian, aku benci kamu! Benci! Benci!" Suaranya makin lama makin keras, matanya kini menatapku dengan tajam. Tatapannya tak mau kalah dengan tatapanku, ia benar-benar sudah putus asa dengan perbuatanku. Seketika itu juga aku menghentikan kedua tanganku. Pada saat itu pula Keysha langsung bangkit dan turun dari tempat tidurku, meninggalkan diriku Yang sedang menyesali perbuatanku.

"Selamat malam Kian. Apa Yang kamu lakukan malam ini takkan pernah ku ingat. Aku hanya akan menganggapnya sebuah mimpi buruk, aku harap kamu juga demikian." Keysha berhenti di ujung tempat tidur, memandangku sedih. Lalu berjalan mendekati pintu kamar.

"Key maafkan aku." Dengan cepat kuraih tangan Keysha dan menariknya ke dalam pelukanku.

"Kian lepaskan," Keysha berusaha melepaskan diri dariku. Hatinya berdegup kencang, nafasnya tersengal-sengal. Kedua tanganku melingkar di sekitar dadanya, mengunci dirinya dengan kencang.

"Kian lepaskan!" Ia masih berusaha melepaskan diri meski dengan sedikit tenaga Yang dimilikinya. Peganganku makin erat mengunci dirinya dalam pelukanku.

"Kian, ku mohon lepaskan." Kini perlawanannya terhadapku semakin melemah. Kesempatan untukku untuk membawanya kembali ke tempat tidurku. Satu tanganku beralih ke lutut bagian belakangnya. Dan Yang lainnya berada tepat di belakang lehernya. Tangannya reflek melingkar di leherku.  Aku mengecup kening dan mata serta pipinya Yang masih basah.

Kubaringkan Keysha perlahan. Lama kami terdiam, tak ada Yang mengeluarkan satu patah katapun. Aku masih menatapnya dengan rasa bersalah. Kepala ku topang dengan salah satu tanganku.

"Maaf aku tak bermaksud kasar. Tapi saat kamu bersikap seakan-akan tak perduli dengan apapun, darahku mendidih. Aku ingin memberimu pelajaran tapi aku tak memikirkan perasaanmu. Sekali lagi maafkan aku Key."

Keysha menarik wajahku dengan kedua tangannya. "Kian Alvaro Reynaldi. Aku Yang salah seharusnya aku Yang meminta maaf padamu. Aku datang ke kamarmu sekitar 1 jam Yang lalu. Aku mendengar kamu memanggil-manggilku sebelumnya. Tapi aku tidak bisa keluar karena ibuku sedang bersamaku, ayahku menyuruhnya mengawasiku. Aku terpaksa berpura-pura tertidur. Setelah ibuku pergi dari kamarku dan tertidur, aku langsung pergi ke kamarmu. Tapi kamu tak ada, menunggumu membuatku mengantuk. Jadi disinilah aku dengan baju tipis ini." Keysha menunjuk baju Yang dikenakannya dengan matanya.

Aku tersenyum mendengar perkataan Keysha. "Dingin?" Keysha mengangguk. "Apa Yang kamu pikirkan dengan memakai ini?" Kini giliranku Yang menunjuk ke bajunya dengan mulutku.

"Aku mau membuat diriku hamil. Aku pikir itulah satu-satunya cara agar ayahku menyetujui hubungan kita," pipi Keysha merona merah. Membuatku gemas untuk menyentuhnya. Senyumku mengembang mendengarnya berbicara. Lalu berubah menjadi sebuah tawa Yang tak dapat kutahan.

"Kenapa tertawa? Jangan tertawa." Keysha merengut.

"My little lady are you angry with me?" Aku menggodanya.

"Menurutmu?" Keysha memutar tubuhnya, memunggungiku.

"Keysha sayang apa kamu benar-benar mau melakukannya? Key situasi ini tidak bisa diselesaikan dengan cara seperti ini. Aku fikir ayahmu bukan orang Yang sulit diajak bicara, ia bukan orang kuno tapi ia masih memegang teguh ajaran dari orang tuanya dulu dan adat ketimuran. Bersabarlah, aku sudah bilang aku akan berusaha untuk berbicara lagi dengan ayahmu. Kali ini aku yakin bisa mendapatkan restu darinya. Aku suka ayahmu, ia menjagamu dengan baik seperti berlian." Janjiku saat indah dikatakan tapi jauh dalam lubuk hatiku, aku meragukannya.

"Ya aku tau aku salah. Aku seperti anak kecil tak berfikir panjang. Tapi aku bukan berlian, aku hanya seorang gadis Yang mencintai laki-laki dan ingin mendapat restu dari ayahku." Keysha masih merasa kesal dengan tawaku. Diangkat tubuhnya Yang berbaring.

"Mau kemana?" Tanyaku cepat.

"Kamar." Jawabnya singkat.

"Tidurlah." Kutarik lengan Keysha sehingga kini tubuhnya kembali berbaring bersamaku. "Kita tak bisa melakukan hal tersebut tapi kita masih bisa tidur bersama bukan? Aku ingin tidur sambil memelukmu," ku bisikkan di telinganya, aku memeluknya erat dari belakang. Keysha mengangguk senang. Ia membetulkan cara tidurnya mencari posisi Yang paling enak dalam pelukanku. Tangan kami saling berpegangan erat di depan tubuh Keysha.

Malam ini aku membutuhkan Keysha disampingku, meyakinkanku jika ia masih mau memperjuangkan cinta kami. Esok pagi aku akan siap menghadapi om Leo lagi apapun Yang terjadi aku takkan mundur 1 langkahpun. Walaupun itu artinya aku harus menghilangkan harga diriku. Sekeras-kerasnya batu, ia akan pecah juga jika ditetesi air terus menerus. Kami terlelap dalam tidur Yang sangat damai dan nyaman.




12 komentar:

Unknown mengatakan...

Asyìk akhir na Bab 12 udah dipost, Mksh Mb Fathy & Cherry gak sabar nunggu lanjutannya he.he

Unknown mengatakan...

Kurang panjang mbaaak hihihi
Seminggu sekali ini di post ya :o
Sabar ya Key - Ki :D
Aku pengen baca part awal awalnya mbak :D
tapi jauh banget nyarinya

Unknown mengatakan...

mksh mba fathy,mksh zia.dtggu bgt perjuangan mu Kian

Fathy mengatakan...

@renny : terimakasih dh sabar menunggu,,, insyallah secepat'a 13 di post....

@ara : Ɣª ara cm bs seminggu sekali, cos pulang malam trs, lgsg tidur jdi agak lama...
‘Ήм̣̣̥̇̊мм̣̣̥̇̊‘♌⌣ .̮ ⌣♌Ήм̣̣̥̇̊мм̣̣̥̇̊” boleh mnta ma cherry u di email part awal'a

@cherry : º°˚˚°º♏:)ª:)K:)ª:)§:)Ǐ:)♓º°˚˚°º selalu posting tulisanku, peluk erat cherry and all...

Unknown mengatakan...

mksih all salam kenal mbak fathy.

Fathy mengatakan...

@rena : ku tunggu juga ren2... Terimakasih Ɣª ren2....

@nira : salam kenal juga nira, smoga bs menikmati'a..m :)

Rini Melani mengatakan...

Yah keysa, udh dy yg mancing2 kian, dy pula yg marah..hahahaa
Kurang mba, ayo tambah lagi, maksa.com .:p

Fathy mengatakan...

Kurang apa rin2? Kurang byk??
Abis kian juga jail °◦нïɪï•:D•нɪïɪ•:D•нïɪï◦°°◦™
Insyallah scpt'a dipost Ɣª rin2....

Unknown mengatakan...

mbaak,Fathyy,,,maaphkan aq yang baru baca & koment,,

Boleh request ga??
Si Om Leo dbikin amnesia aj bisa kn??
klo Om Leo amnesia,,ntar dy bakal nyetujuin Kian ma Keysha,,
Gimaanaa???

Zia darling,,maakasiih saaiaank,,

Fathy mengatakan...

"̮ ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ "̮ ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ "̮
Maafkan diriku juga Чªήğ baru bc komen riska...
Kl dibikin amnesia nti pas sadar gmna dung?? Malah ngamuk lagi :)

Unknown mengatakan...

ehem... ehem... *ambil microphone

hehehe sama-sama mba mba sayang semuanya,
nanti kalo udah selesai aku share kok ke semuanya, *lirik2 centil ke mba thy* hihihihi

mba Ara, kan itu ada Indeksnya, bisa langsung ke daftar isi ke semua novel kok... :) :)

Unknown mengatakan...

Kak cerita ini ada di wattpad gak? Bagus bgt😍😍