Kamis, 27 September 2012

PUTRI KELABU -08-


BAB DELAPAN


From    : KiranaPinky@ymail.com
To        : ValentineGrey@yahoo.com
Aku mempercepat kepulanganku lagi satu minggu. Kau harus menyiapkan penjelasan yang terbaik untukku.
See you soon.
Kirana A.L
Tokyo University.

Aku tersenyum membaca emailnya. Ya aku punya selusin cerita yang siap ku ceritakan padanya. Semuanya harus mendengar kebahagiaan ini!! Hm... dalam hati aku mulai merasa merindukan Vero, apa dia sudah tau jika aku akan menjadi kakak iparnya? Memikirkan kata-kata itu membuatku malu setengah mati pada diri sendiri. Aku bersyukur karena Raka masih terfokus pada jalanan dihadapannya. Namun aku bisa melihat wajahnya semakin melunak. Begitu santai meski terasa tetap waspada akan sesuatu. Entah mengapa aku merasa begitu bahagia, mungkin kah ini yang di namakan indahnya kencan pertama??
Aku tidak sabar mengunggu kakek sadar, hingga aku bisa menceritakan seluruh kebahagiaan ini. Aku yakin kakek pasti akan senang mendengarnya. Hm... andai ayah dan ibu masih ada mungkin mereka juga akan senang, karena aku bersama dengan putra sulung sahabat mereka.
“Kau mau membagi apa yang kau lamunkan denganku?” tanyanya. Aku langsung tersipu lagi. “Kau tampak begitu asyik melamun sendiri,” godanya. “Well, aku senang melihatmu merona seperti itu,” tambahnya. Aku menatapnya kesal. Astaga... kalau saja kau tidak setampan ini, aku pasti sudah menendangnya sekarang juga. Aku lelah tersipu! Tapi aku tidak bisa berhenti. Ia seakan tau bagian mana saja yang bisa membuatku malu setengah mati. “Aku sennag melihatmu tersenyum,”
“Dan aku benci saat kau menggodaku seperti ini,” bisikku.
“Aku tidak menggodamu,” elaknya. “Aku mengatakan apa yang kurasakan. Aku senang kau merasa aman untuk tersenyum,” tambahnya. Dan aku memang merasa aman. “Kau mengingatkanku pada...” ia terdiam sejenak.
“Siapa?” selidikku. Ia melirikku dari spionnya. Kemudian tersenyum tipis.
“Vero,” jawabnya. Tentu saja! Bagaimana mungkin aku tidak bisa menebaknya sejak awal.
“Bagaimana kabarnya?” tanyaku. Raka terlihat sedikit tegang. “Apa dia oke?” tanyaku menirukan gayanya. Ia menghela nafas panjang, dan wajahnya kembali hangat.
“Dia baik, masih di Paris mengurusi butik-butiknya,” aku tersenyum. Sedari dulu Vero memang menyukai fashion. “Sebaiknya kita pulang,” bisiknya dingin. Aku sampai melongo menatapnya yang berubah dingin dalam sekejap itu. baru saja aku akna menanyakan keadaannya, namun tatapan matanya menghentikanku. Dan aku terdiam.


Suasana hatinya sudah membaik ketika kami sudah sampai rumah sakit. Ia kembali menggenggam jemariku sepanjang koridor rumah sakit, kemudian berbicara sebentar dengan perawat yang menjaga kakek. Aku mengecup kening kakek dengan sayang.
“Kakek stabil,” ujar Raka yang langsung duduk di kursi samping ranjang kakek. Aku berdiri melihat selang infusannya. “Kau sebaiknya beristirahat,” tambahnya seraya melepaskan jasnya. Aku menghampirinya dan membantunya menanggalkan itu. meletakannya dengan rapih di punggung sofa dekat kulkas kecil. Tiba-tiba handphoneku bergetar. Telepon dari tante Lia. Aku memberikan teleponnya pada Raka. Sebuah kebiasaan baru yang entah sejak kapan ku lakukan. Raka menerimanya.
“Ya mom,” jawabnya. “Ya Dia bersamaku,” ujar Raka seraya melirikku. Aku menatapnya, menunggu. “Ini,” katanya padaku.
“Ya tante, apa?? Pertunangan??!” pekikku, wajahku memucat. Meskipun aku tau ia adalah calon tunanganku, namun aku tidak pernah menyangka kami akan bertunangan secepat ini. Minggu depan?? “Tapi tante... ah iya,” bisikku menjawab beberapa pertanyaannya yang lain mengenai keadaan kakek. Kemudian teleponnya terputus. Aku menatap wajah Raka yang kosong. Baru kali ini wajahnya terlihat sedikit pucat. Apa ia juga terguncang atas keputusan mendadak orang tuanya.
Ping! Sebuah email masuk.
From    : KiranaPinky@ymail.com
To        : ValentineGrey@yahoo.com
Aku akna berada disana dalam 7 jam lagi!
Kirana A.L
Tokyo Airport.

Tubuhku seakan menciut. Astaga bocah kubis ini benar-benar menjengkelkan. Tapi aku memang merindukannya. Aku merindukan celoteh riang kami. Ya, celoteh indah di kala senja, sepulang sekolah. 

1 komentar:

Nunaalia mengatakan...

ada apa ya dgn perubahan sikap Raka yg beberapa kali kimi liat?
aduh, jadi khawatir niy...jgn2 raka udh py pacar!