TUJUH
KEPINGAN TERAKHIR
Davela berlari-lari kecil di bandara. Ia
menatap sekelilingnya. Mencari setitik harap yang tersembunyi di balik
kehidupannya. Ia terus berlari sepanjang jalan. Tidak peduli sakit yang
perlahan merasuki tubuhnya. Yang ia tau hanya satu. Cinta itu dan takdirnya...
Dunia sudah terlalu sering membisu. Dan saat
ini ia berjanji untuk membuatnya kembali tersenyum.
Davela menghentikan langkahnya saat melihat
pesawat yang ia cari telah menyatu dengan awan. Davela terhenyak. Ia menatap
pesawat itu kabur. Air matanya mulai menetes perlahan.
Seluruh harapannya telah usai. Semua mimpi yang
sempat terlihat kini kembali menghilang seiring dengan menjauhnya sang merpati.
TUHAN...
aku benar-benar sendirian...
Davela menangis sesenggukan di balik jendela
besar bandara. Ia meratapi semua luka yang tak terkira. Luka yang takkan pernah
sembuh. Sedetik kemudian ia baru sadar, bahwa ia sudah menyia-nyiakan
kesempatan keduanya, dan saat ini ia sadar, tidak ada kesempatan ketiga untuk
seseorang sepertinya...
“Apa kau kesini untukku?”
Deg...
Davela menoleh perlahan. Matanya melebar ketika melihat wajah lelah di hadapannya
menatap dirinya penuh harap. Mata itu, menyiratkan banyak hal lain yang tak
terucap. Davela merasakan air matanya menetes kembali, namun kini ia tidak bisa
menyembunyikan senyuman tipisnya. Kelegaan yang tiada tara menyeruak di
hatinya.
Terima
kasih Tuhan. Terima kasih...
“Vella apa kau baik-baik saja...?” Raka
menyentuh wajah Davela
“Kenapa kau ada disini? Bukankah pesawatnya
sudah pergi?” Tanya Vella bingung.
“Bodoh, mana mungkin aku membiarkan putriku
menangis seperti ini, lagi pula... kau bilang aku harus membuat orang yang
membutuhkanku tersenyum, dan kurasa untuk saat ini kaulah yang membutuhkanku,”
“Kau salah,” potong Davela cepat. Raka mengerutkan keningnya.
“Bukan hanya
untuk saat ini... tapi untuk saat ini dan nanti... atau bahkan mungkin seumur
hidupku,” ujar Davela pelan. Raka tersenyum lebar sebelum memeluk tubuh gadis
tercintanya. Ia mengecup kepala Davela
dengan lembut. Mencoba mengatakan bahwa ia benar-benar mencintainya.
“Kau tau, kau tampak sangat jelek dengan wig
itu ... ayo pulang, kakek pasti sudah menunggu,” ujar Raka
seraya menggendong sang putri.
Tuhan...
jikalau ini mimpi, kumohon... biarkan aku terus merasakan mimpi ini... biarkan
aku terus merasakan semua kehangatan ini... karena rasanya, inilah hal terindah
yang pernah ku miliki. . . jawaban dari setiap do’aku di seluruh malam malam
gelapku….
4 komentar:
sweet.....
I like it......
Sweet..
Kata2 yg if you're not the one itu bwt ak nangis.. Hiks
Ziaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa,,,,kw m'buatku menangis di pagi buta,,
& lagu Daniel itu salah satu lagu ksukaanku,,,,,
Posting Komentar