Sabtu, 30 Maret 2013

PELANGI HITAM PUTIH -05-


RAIHAN


“Ayo pergi!” desisku dingin, ku pererat cengkramanku di tangannya, berharap ia akan tetap terfokus pada diriku. “Zahra lebih baik sekarang kita pergi!” bisikku lagi, namun gadis itu membeku. Matanya terbelalak menatap kearah gerbang. Bibirnya sedikit terpisah, membuatnya menghirup banyak udara dari hidung dan celah bibir indahnya. Aku menatapnya untuk beberapa detik, berharap waktu akan berhenti saat ini juga. Hingga aku tetap bisa menggenggam tangannya seperti ini, dan menjaganya tetap berada di dekatku, sampai jika gadis itu harus menangis, maka aku akan berada di sana untuknya.
Ketika mata indah itu mulai berair, aku tau aku akan jatuh. Tapi aku tidak ingin berhenti di sana, aku ingin membawanya pergi, menutup matanya untuk sejenak, membuatnya melupaka seluruh kisah mengerikan yang akan menyakiti hatinya lagi.
“Zahra!” panggilku lebih keras. Dan gadis itu bergeming, air matanya perlahan menetes, ia menoleh padaku, menatapku dengan pandangan yang luar biasa menyakitkan. Tanpa sadar aku melepaskan cengkramanku, dan untuk sesaat aku merasa menyerah pada semua ini, aku tidak mungkin bisa menghapus semua lukanya.
“Kak Zahra!!!” seorang gadis sepuluh tahun tampak berlari-lari kecil di jalan kerikil yang entah di buat oleh siapa. Kedua tangannya berayun seirama, ujung-ujung jilbab ungu mudanya menari indah seiring dengan langkah kakinya. Senyumannya mengembang lebar dengan kedua tangannya terbuka seakan bersiap untuk memberikan sebuah pelukan yang hangat.
Aku memalingkan wajahku, namun aku tidak mundur, hanya mulai berpikir apa yang harus ku lakukan untuk membuatnya berhenti menunjukan senyuman palsu itu.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Wah.. Bab 5 Πγª dikit bgt. Heheh. ✽̶┉♏∂ƙ∂șîħ┈⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴.. Cherry.

Unknown mengatakan...

Hehe iya mba nira...
Makanya itu langsung ku posting bab 6 nya.. Hehe