"Kian... Kian... Kian bangun. Kian, kamu
kenapa?" Keysha mengguncang bahuku keras.
Jam masih menunjukkan pukul 2 pagi saat aku terjaga
dari mimpiku. Wajah Keysha penuh dengan ketakutan karena mendengar teriakkan
dari mulutku. Bulir-bulir keringat keluar deras dari kulitku.
Keysha menangkup wajahku dengan kedua tangannya.
Menghapus setiap bulir keringat yang keluar dengan tangannya. Tangannya turun
ke leher dan dadaku yang berbungkus kaos tipis.
"Key... Mau kemana?" ku genggam tangan
Keysha ketika dia hendak turun dari tempat tidur.
Perasaan panik dan tak ingin ditinggalkan olehnya menyelimutiku.
"Kaosmu basah perlu diganti, jadi -"
"Tak perlu... Cukup dengan seperti ini," aku
menarik ke atas kaos yang melekat di tubuhku.
"Kian nanti kamu sakit," Keysha menarik
selimut menutupi tubuhku sampai ke dada.
"Key..."
"Maafkan aku. Seharusnya tadi aku tak menahanmu
untuk tidur bersamaku. Maaf, aku...." Keysha menatapku dengan rasa
bersalah.
"Aku... Aku memang tak bisa dewasa, aku..."
Ku tarik tangan Keysha sehingga kini dia ada di atas
tubuhku. Mata kami saling bertatapan. Aku dapat mendengar debar jantung Keysha
yang berdegup kencang. Nafas yang memburu. Rasa gugup nampak jelas di wajahnya.
Begitu pula denganku.
"Kian... a—“
Aku letakkan jari telunjukku di bibirnya. Kudekatkan
wajah kami berdua. Hidung
dan dahi kami saling menempel satu sama lain. Aku tak dapat lagi menahan
dorongan untuk mencium bibirnya yang ranum.
Perlahan dan lembut kucium bibirnya.
Ku lumat bibirnya yang tipis. Lidahku memaksa mulutnya
terbuka, memainkan lidahnya. Keysha yang belum terbiasa hanya menerima ciuman
yang kuberikan bertubi-tubi pada bibirnya. Sekali-kali ia membalas walau tak
ahli aku menikmati ciumannya. Ciuman itu akhirnya berubah menjadi gairah yang
panas.
Aku berguling, kini tubuhku berada di atas tubuhnya.
Mulutku pindah ke leher dan dadanya. Tanganku mengembara di sepanjang kaki dan
pahanya. Keysha mengeluarkan suara lenguhan yang semakin membangkitkan
gairahku. Tangannya meremas-remas rambutku, menikmati setiap sensasi yang
kuberikan. Sementara itu dibawah sana kejantananku semakin mengeras.
Sebuah kesadaranku muncul, yang mengingatkan akan
keberadaanku di rumah om Leo. Pertolongan yang diberikannya tak mungkin aku
balas dengan merampas keperawanan putri cantiknya. Aku segera melepaskan diri
dari tubuh Keysha. Aku berbaring di sebelahnya, menghela nafas panjang.
Sementara itu nafas Keysha masih terengah-engah akibat ciuman kami yang panas.
Bibir kami berdua sedikit bengkak akibat ciuman yang tadi.
"Key... Maaf atas apa yang terjadi tadi. Aku
bersumpah tak akan mengulanginya," aku memiringkan tubuhku menghadap
Keysha, menyanggah kepalaku dengan salah
satu tanganku. Serta menatap wajahnya yang masih merona merah.
Keysha menoleh, tangannya merengkuh wajahku. Menatapku
tajam dalam diamnya. "Aku mencintaimu," pipinya makin merona saat
mengatakannya.
"Tak perduli apa yang kamu rasakan. Tak perduli
kamu memiliki perasaan yang sama denganku atau tidak. Aku hanya ingin
mencintaimu. Melihat dan membuatmu bahagia, apapun akan aku lakukan. Dan kamu
tak berkewajiban untuk membalas apapun yang aku lakukan untukmu terutama
perasaanmu. Cinta tak dapat dipaksakan, hanya jangan pernah kamu membohongi
hatimu. Aku percaya apapun yang kamu rasakan untukku itulah hal yang terbaik untuk
kita berdua terutama aku. Aku mencintaimu tanpa pamrih, dengan seluruh jiwa
ragaku. Cintaku tak kan pernah mengekang kebebasanmu. Bila perasaan ini telah
mengekangmu, aku minta maaf. Aku akan menguburnya dalam-dalam, melupakannya.
Aku berterimakasih karena kamu telah memberiku kesempatan untuk
mencintaimu," Keysha mengungkapkan segala yang ia rasakan tanpa berkedip
dan tanpa keraguan di dalamnya.
Aku masih terpaku mendengar semua perkataannya. Benar
apa yang dikatakan Keysha sebelumnya, akulah yang pengecut. Aku terlalu takut
untuk terikat dalam sebuah hubungan.
"Sekarang kembalilah tidur, besok pagi kamu akan
lelah jika tak segera tidur," Keysha membelai pipiku lembut dan mengecup
singkat keningku. Setelah itu Keysha membalikkan tubuhnya, memunggungiku.
Perlindungan diri yang dibangun Keysha kokoh sekaligus rapuh.
Kurebahkan kepalaku di atas bantal. Kurengkuh tubuh
Keysha dari belakang. "No matter what happens, I don't want to let you go.
Coz from the deep side of my heart, I love U too," bisikku di telinganya.
Seutas senyum terukir di bibirnya. Keysha tidur beralaskan lenganku. Ia menarik
jari-jariku mendekatkan ke bibirnya dan mencium. Tanganku yang satu lgi
melingkar di pinggangnya. Daguku berada di atas kepalanya. Kuhirup wangi yang
keluar dari rambutnya.
"Key,,,"
"Hmmm,"
"Kamu nggak takut jika tadi aku mengambil sesuatu
yang sangat berharga dari dirimu?" Tanyaku sambil mencium rambutnya.
Keysha tak langsung menjawab, ia memutar tubuhnya. Membelai
lembut wajahku dengan kedua tangannya. "Aku percaya kalau kamu nggak akan
melakukannya," Keysha membenamkan wajahnya di dada telanjangku. Menikmati
aroma yang keluar dari tubuhku. Tangannya bermain di dadaku yang tumbuh sedikit
rambut. Sesekali mencium lembut rambut-rambut tersebut. Tak tahukah ia jika
yang dilakukannya telah membuat kejantananku semakin mengeras di bawah sana?
"Ki..."
"Ya."
"Boleh aku tau apa mimpimu tadi?" Keysha
nampak ragu dengan pertanyaannya.
"Malam dimana kak Sandra diperkosa. Aku gagal
menjaganya, aku bukan adik yang-"
"Itu bukan salahmu, Ki. Hentikan perasaan
bersalahmu itu. Aku juga yakin kak Sandra nggak mau kamu seperti ini,"
potong Keysha cepat. Jari jemarinya yang lentik menutup mulutku. Mata kami
saling bertautan. Tak tahan aku ingin mengecup bibirnya lagi.
Kusingkirkan
tangannya dari bibirku, mulutnya ku lumat kembali. Kali ini Keysha membuka
mulutnya sendiri. Mulut kami saling berpagutan dan lidah kami bertautan. Aku
tertawa dalam hati karena Keysha cepat sekali belajar, ia kini sudah pintar
memilin lidahku. Gairah yang tadinya perlahan surut kini mulai merangkak naik.
“Key..”
panggilku disela-sela ciuman kami.
“Hmmm...”
Keysha mendesah menikmati setiap
sensasi yang kuberikan. Sementara tangannya terus meremas-remas rambutku. Tanganku asyik bermain dikedua puncak gundukannya.
Tanganku yang lainnya bermain di sekitar kemaluannya mencari titik yang paling
sensitif dalam dirinya.
“Aku...”
Suaraku tercekat akibat dari gairah
kami berdua. Keysha tak
membiarkan bibir kami terlepas. Pikirannya kini dipenuhi rasa ingin terpuaskan.
Aku segera menarik bibirku menjauh darinya.
Merengkuhnya dalam pelukanku untuk meredakan gairah yang telah membakar kami
berdua. Debar jantung kami berdua berlomba untuk tenang. Kedua puting Keysha
masih mengeras terasa di dadaku. Kejantananku juga masih mengeras,
menyembul di balik celana yang ku
kenakan.
Perlahan ku belai rambutnya, mencium aroma yang
keluar. Tangannya lembut membelai punggungku. Aku menarik wajahnya dari dadaku.
Menatapnya jauh ke dalam matanya yang hijau bening. "Ya Tuhan, kamu sungguh
cantik," aku menggodanya lagi. Sungguh sangat senang melihat rona pipinya
ketika ia malu.
"Sekarang tidurlah, aku akan kembali ke
kamarku," jam sudah menunjukkan pukul 3.30 pagi. Aku tak ingin membuat
semua orang memarahi kami berdua, terutama pada Keysha.
Aku mengambil kaos yang berada di atas bantal tempat
ku berbaring. Aku berdiri di lantai dekat tempat tidur, memakai kembali kaos
yang ku lepaskan. Keysha bangkit dan membantuku. Begini rasanya disayang oleh
orang yang mencintai kita sepenuh hati. Hal sekecil apapun, selalu
diperhatikannya. Hatiku senang menerima segala yang dilakukan Keysha.
Sebaris senyum manis kuberikan untuk orang yang paling
ku cintai, Keysha. Ia membalas dengan tak kalah manisnya. Sebelum ku beranjak
menjauh dari tempat tidur, aku melihat sekilas tatapan sedih di mata Keysha.
"Hei ada apa??" Aku tak ingin ia
menyembunyikan sesuatu dariku. Terutama jika yang ia rasakan adalah perasaan
kecewa dan kesedihan terhadap diriku. Keysha menggelengkan kepalanya.
"Key... Katakanlah," dagunya kutarik
menggunakan jari-jariku. Ku kecup pinggir bibirnya.
"Besok..." Keysha ragu dengan apa yang akan
dikatakannya. Aku menaikkan kedua alisku memintanya untuk melanjutkan
perkataannya.
"Sudahlah, lupakan saja," Keysha menyerah
tak bisa melanjutkan perkataannya.
"Mengenai kepindahanku?" Yang keluar dari
mulutku bukanlah pertanyaan tapi pernyataan. Aku berkata seraya memainkan
hidung kami berdua, menyentuhnya dengan ujung hidungku. Keysha mengangguk
lemah.
Keysha tau cepat atau lambat, aku akan pindah dari
rumah ini. Tapi ia nampaknya terkejut bila aku akan pindah secepat ini. Mungkin
hitungan beberapa tahun lagi pikirnya. Ku tak kuasa melihat tatapan sedihnya.
Kudekatkan mulutku ke telinganya, "aku
bercanda." Senyum kemenangan terukir di wajahku. Keysha menarik dirinya,
matanya membalak tak percaya.
"Apa yang kamu katakan?" Suaranya masih
menunjukkan keterkejutannya. "Ulangi," pintanya.
Aku tak mengulangi perkataanku tapi aku malah asyik
tersenyum menatap wajahnya yang masih terkesima. Ku gelenggengkan kepala dan
jariku tanda jika aku tak akan mengulangi perkataanku. Bibirnya dimajukan,
warna wajahnya berubah merah karena menahan malu. Aku semakin tergelak menatap
perubahannya.
"Aku nggak mau bicara denganmu lagi Kian. Kamu
jahat, kamu sudah mempermainkan aku dan perasaanku," Keysha menarik diri
dariku, membenamkan wajahnya di atas bantal.
"Key..." Panggilku di sela-sela tawaku yang
masih tersisa. Aku mendekatkan tubuhku.
"Pergilah Kian... Kamu tega," usirnya Keysha
penuh dengan kemanjaan.
"Key maafkan aku cuma aku pikir itulah
satu-satunya cara aku bisa berbicara padamu, untuk mengetahui isi hatimu yang
sebenarnya." Aku duduk di pinggir tempat tidur menunggu Keysha.
Keysha menolehkan wajahnya ke arah diriku. Dia masih
menunjukkan rasa kesalnya karena telah ku bohongi.
"Untuk apa kamu berbicara seperti tadi? Tak
bisakah kamu mengerti semua sikapku?" Sekarang Keysha duduk menghadapku.
Duduk bersila, diatasnya sebuah bantal dipegangnya.
Aku mendekat ke tempatnya duduk. "Key... Maafkan
aku tapi aku bukan orang yang mau menebak-nebak sesuatu hal. Aku ingin
mendengarnya langsung darimu. Aku juga tak pernah merencanakan semua ini.
Semuanya spontan karena aku tadi bingung saat tak mendengar kabar darimu,"
jelasku mencoba menenangkan hati Keysha.
"Tapi Key mengenai kepindahanku... Walau bukan
besok, dalam waktu dekat aku akan pindah dari sini. Mengenai perasaanku, aku
bersungguh-sungguh." Aku tetap melanjutkan penjelasanku padanya.
"Key... Kamu masih marah?" Aku benar-benar
tak tahan dengan kebisuan yang tercipta diantara kami.
"Baiklah kalau kamu sudah nggak mau bicara
denganku lagi lebih baik besok aku segera pindah dari rumah ini," aku
mengangkat tubuhku, melangkah keluar. Aku menggoda Keysha dengan cara seperti
ini.
Baru beberapa langkah aku menjauh dari tempat
tidurnya, Keysha memeluk tubuhku dari belakang. Kakinya berada di pinggangku,
tangannya melingkari leherku dan dagunya berada di bahuku, nafasnya terasa
hangat menyentuh kulit leherku.
"Hanya seperti itu usahamu, Ki," Keysha
menantangku di telingaku. Bibir dan hidungnya sesekali sengaja disentuhkan ke
leherku. Aku memutar kepalaku, menciumnya lagi. Tanganku mengambil tubuhnya,
kami saling berhadapan. Ia tak turun dari tubuhku.
"Sifat manjamu ini sangat mudah ditebak. Pantas
saja Frank sangat suka menggodamu. Tapi aku suka melihatmu saat bermanja-manja
denganku, hanya denganku. Kamu tak boleh bermanja-manja dengan laki-laki
lain," ku menempelkan dahi kami berdua.
"Kamu pikir aku, wanita macam apa? Tentu saja
hanya denganmu, aku bisa seperti sekarang," Keysha membalas perkataanku
seraya mencubit hidungku.
Aku mengangkat dan membaringkan Keysha di tempat
tidur. Pelukannya tak dilepaskan, aku berada di atas tubuhnya. Posisi yang bisa
membuatku melihat seluruh wajahnya.
"Key tidurlah. Hari sudah hampir pagi, aku tak
mau membuat semua orang bangun dan melihat kita seperti ini. Aku akan kembali
ke kamarku," ku coba terlepas dari pelukannya. Keysha tersenyum dan
menggelengkan kepalanya.
"Key..." sengaja aku melebarkan mataku seperti orang yang sedang marah. Keysha tak
merasa takut, ia terlihat senang
mimik yang kubuat. Keysha mulai belajar untuk tak lagi tertipu
dengan sikapku.
"Hmmm baiklah kalau jika kamu mau seperti ini.
Jangan salahkan aku jika nanti ayahmu akan menikahkan kita dalam waktu dekat,"
aku tersenyum saat mengucapkannya.
"Aku nggak akan menolaknya," Keysha tak mau
kalah denganku. Anak ini benar-benar keras kepala.
"Kamu pikir menikah itu gampang Key," aku
menarik hidungnya.
"Asal bisa terus bersamamu, melihatmu setiap
hari, menghabiskan waktu denganmu, melayanimu, aku rasa akan mudah,"
Keysha menarik tanganku yang memainkan hidungnya. Rasanya semua begitu mudah
untuknya, tak pernah ada kata susah dalam hidupnya.
"Kamu benar mau menikah denganku?" Aku
mencium keningnya. Keysha mengangguk pasti.
"Aku belum punya apa-apa Key. Pekerjaan saja, aku
baru merintisnya. Bagaimana kamu akan hidup nantinya? Kamu terbiasa dengan
segala kekayaan yang diberikan orang tuamu," perasaan ragu menghinggapi
diriku.
"Big boss... Aku bukan wanita yang lemah. Aku
pernah hidup dalam serba kekurangan. Ayahku tidak langsung kaya saat itu. Jadi
aku tau rasanya tidak mempunyai uang, makan hanya sekali, terkadang aku juga
tidak makan. Jangan pernah meremehkan aku," Keysha mengancamku tapi tak
pernah menghilangkan senyum di wajahnya. Aku semakin mencintai wanita yang
sekarang berada di bawahku.
Keysha sama sekali tak mengetahui jika aku masih
mempunyai beberapa persen saham di Indonesia. Ia hanya tau jika sekarang aku
menjadi salah seorang pekerja ayahnya. Keysha memang tak pernah memandang
berapa banyak harta yang dimiliki seseorang untuk bisa menjadi teman atau
pacarnya. Ia hanya perduli dengan hati dan kejujuran seseorang dalam
berhubungan.
"Okey my little lady, if you said like that. Will
you marry me?" Aku tak ingin melepaskannya sekarang.
"Kamu melamarku?" Keysha tak percaya dengan
permintaanku.
"Ya."
"Hmmm give me a little time to think, okey?"
"Hei kamu mau membalasku?" Aku tau Keysha
ingin membalasku. "Tapi kamu gak akan berhasil karena besok kamu setuju atau
tidak, aku akan menghadap ayah dan ibumu." Tekadku sudah bulat ingin
melamarnya sebagai istriku. Keysha menarik kepalaku, mengecup sedikit bibirku.
"I do," singkat, jelas jawaban yang ia
lontarkan. Rasa senang membuncah dalam dadaku. Ingin aku berteriak mengatakan
pada seluruh dunia, Keysha milikku, selamanya. Ciumanku tak henti-hentinya
mendarat di bibir manisnya.
"Love you, my little
lady," ucapku
ditengah-tengah ciuman kami.
"Love you too, big boss."
Aku menggeser tubuh Keysha ke tengah agar aku bisa
tidur disampingnya. Tak ada yang berusaha untuk melepaskan pelukan. Menikmati
sisa pagi ini dengan berpelukan dan tertidur bersamanya, saat paling indah dan
menyenangkan untukku. Tak pernah ku sangka akhirnya hatiku telah jatuh di
tangan seorang gadis berusia 19 tahun. Walau dengan umurnya yang masih muda, ia
bisa menjadi seorang yang dewasa dan bijak dalam memandang hidup. Tujuan
hidupku kini sudah jelas, membahagiakan dan menjaga dua wanita dalam hidupku,
Sandra Alvaro, kakakku dan Keysha Aisyah Admira pendamping hidupku kelak.
20 komentar:
romantis banget mereka berdua sukses bikin aku iri deh *nyari 2 pacar ah* makasih mb fathy & cherry, big hug & kiss ;-)
@Renny : terimakasih ren, big hug & kiss 4 you too,,, btw cari pacar ngapain ayo?? :)
@Cherry : terimakasih dah di posting ya sayang.... big hug n kiss 4 u too cher...
Wooooooow Mereka so sweeeeet .
Apa kah mereka besok akan nikah :o
Penasaran To the max :D
Kian Umur berapa ya :|
mba fathy,so romantic oh my big boss n his little lady
@ara : umur'a Kian kira2 22thn, berminat? :)... Terimakasih Ɣª dh ngikutin...
@rena : terimakasih ren2,,,, kepikiran tadi panggilan kesayangan'a, pengen bikin Чªήğ laen dr pd Чªήğ laen eh ketemu u keysha biasa aja... :)
aaaaaaah... Mba thy and cherry.. Next next next....!
Suka suka suka.. *.*
@sila : sabar Ɣª non,,, sedang dilanjutkan... º°˚˚°º♏:)ª:)K:)ª:)§:)Ǐ:)♓º°˚˚°º
kasian si Keysha dgodain mulu ama Kian,,wkwkwkwkwkw,,
Sabar Keysha,,,giliran Legal dMata Hukum & Agama,,,kw b'hak utk m-sesuatu-kn Kian,,,lol
seneng *sambil loncat*
mbg fathy n mbg cherry makasih y udah dpost
mbg fathy ini smpai capter brp....????
jangan lama2 y mbg next chapternya
*pleace smbil pasang muka melas*
@riska : mensesuatukan apa? Keysha juga bls mgngoda Kian kok riska....
@amanda : belom tau nih non mw sampe chapt brp?? Mdh2n moodnya ƍäªk ilang :D ☺ Ђƺђƺ ☺ :D
suka banget..
^_^
lagiiiiiiiiiiiiii *prahara french fries
@anonim : º°˚˚°º♏:)ª:)K:)ª:)§:)Ǐ:)♓º°˚˚°º, muacchhh
@bunda : french kiss bunda,,, aku laper jadinya bunda bilang french fries...
Mbak aku boleh repost cerita ini gak? Tapi nama pemeran nya diganti? :)
Mba evi... Maaf... Repost boleh aja asal link dan nama penulisnya di cantumin... :)
Tapi maaf... Tolong jgn diganti apapunnya... :) :) demi ke originalitas-an cerita ini. Thank uu
Mksih mbak :) nama pnlis psti dicantumin. Hm gak boleh ubah nama ya mbak? Panggilan nya aja ._.
Hehe ga boleh mbaku sayanggg... :) :)
Ini pesenan langsung dr authornya.. :)
Keren banget ceritanya. Jadi pengen punya pacar :(
thank you very much for the information provided
Selamat Pagi kawan kawan semua
Jangan lupa mampir ke blogspot aku ya :)
Banyak artikel menarik, lucu dan bermanfaat nih bos ^^
Jangan lupa follow dan comment ya
https://tasyataipanqq.blogspot.com/2018/01/10-pemain-bola-terbaik-di-eranya.html
Posting Komentar