‘Kau mau meninggalkanku kan?! Kau
mau mencampakanku kan?!’ aku berteriak histeris. Ia hanya duduk diam di
hadapanku. Matanya tampak gelap menatap diriku. Aku memalingkan wajahku dengan
sedih.
Aku
mencintainya, aku menyayanginya, dan aku tau dia-pun memiliki perasaan yang
sama, aku yakin itu. aku bisa melihat dari sorot matanya, dari caranya
menatapku, caranya menyentuhku.
Tiba-tiba
tangannya terulur kepadaku, meraih diriku. Aku ingin menghindarinya, tapi
tubuhku terlalu kaku, dan lagi pula… sesuatu dalam diriku memang menunggu
snetuhannya, merindukan dekapannya. Oh Tuhan.. . aku sangat mencintainya!
“Maafkan
aku,” bisiknya lembut penuh kepedihan. Aku mulai menggigil karena isak
tangisku. Inikah saatnya? Inikah saatnya untukku tersingkirkan dari
kehidupannya?? Inikah saatnya??
Aku
berteriak dalam diam, menangis penuh kepedihan. ‘ku mohon… ku mohon jangan lakukan ini padaku,’ isakku perih. Ia terus
memandangku dengan matanya yang indah. ‘Tidakkah
kau ingat tentan hari-hari kebersamaan kita? Hari-hari indah kira? Kenangan kita?
Cinta kita??’ aku bertanya dengan kalut. Ia hanya terdiam dan terdiam. ‘Kau mencintaiku. Setidaknya, kau pernah
mencintaiku…’ aku menghentikan kata-kataku ketika ia tetap bersikukuh
dengan kebisuannya.
“Maafkan
aku.” Katanya lagi.
‘Ya, aku mengerti,’ bisikku pada
akhirnya. Mungkin ini memang sudah waktuku. Sudah saatnya aku mengalah dan
membiarkannya memilih yang lain. Menemukan cintanya yang sempurna. Lagipula aku
pun sudah mulai lelah dengan sikapnya yang selalu menunjukan kekagumannya pada
sosok itu, bahkan ketika ia tengah berjalan bersamaku.
Sosok
ketiga. Sungguh ironis. Tapi aku tidak bisa berbuat apapun untuk
mengingkarinya. Orang ketiga dalam hubunganku dengannya memang luar biasa
indah, luar biasa mempesona, dan luar biasa sempurna. Bahkan ia mendapatkan
julukan smartphone dari orang-orang
di sekitarnya.
Aku
mengerti, viturku memang masih terbatas sebagai ponsel keluaran beberapa tahun
yang lalu, dan aku juga mengerti jika pada akhirnya ia berpaling ke lain hati. Tapi
aku mencintainya, dan akan selalu begitu.
Aku
sadar, ini adalah yang jalan yang terbaik untuknya. Aku ingin melihatnya
bahagia, dan tidak tertinggal oleh waktu. Aku hanya belum bisa melihatnya
berpaling dariku, mendekap sosok lain, menyentuh dan menyayanginya. Akupun pernah
menjadi yang terbaik di masaku, tapi ya, itu
dulu…
“Maafkan
aku N70, aku menyayangimu,” bisiknya lembut sebelum memasukan diriku kedalam
kotak tempatku pertama kali melihatnya.
Aku
mendesah pasrah. Dan setelah ini, aku akan melalui perjalanan panjang ke kota
Cirebon. Aku hanya berharap aku bisa menjadi kado lebaran yang sempurna untuk
sepupunya di sana. Dan dengan begitu, aku akan meninggalkannya dengan sosok
ketiga itu, sosok smartphone
terbarunya..
‘Aku juga menyayangimu,’
bisikku untuk yang terakhir kalinya sebelum ia menutup kotakku, seperti ia
menutup pintu hatinya untukku.
5 komentar:
Hahaha,,,kiraiiinnnn apaannnnn...
Gubraaakkkkk...
hahaha
lucu mbaakk ..
Tapi kasian juga siihh ..
:D
hihihihihi jadi sekarang kalo mau ganti hp pikir2 dluuu deh aku... :D
Wkwkwkwk ternyata oh ternyata
Bgs kreatif,
hahahaha kocak cherry...
#ngakak tengah malam..
Posting Komentar