“Apa
maksudmu!?!” suara di telepon itu begitu keras. Membuat mataku sedikit menyipit
ketika mendengarnya. “Tiara, apa yang kau lakukan, kau tidak bisa membatalkan
pernikahan kita.” Ujarnya penuh kepanikan. Aku masih terdiam dengan ponsel yang
masih menempel di telingaku. Aku tidak tau harus berkata apa, terlebih aku
merasa khawatir jika sekali saja aku membuka mulutku, maka isakan itu akan
mendobrak seluruh pertahananku.
“Tiara
kau dengar aku?” tanyanya berusaha setenang mungkin. Namun aku jelas tau jika
ia tengah berusaha keras menahan emosinya. “Pernikahan kita tinggal beberapa
menit lagi. Jangan main-main.” Desisnya penuh ancaman. Air mataku menetes
perlahan. “Sekarang katakan padaku kau ada di mana?” tanyanya.
Aku
menggeleng, meski sadar jika ia tidak akan melihat gelenganku. Namun aku
benar-benar tidak bisa mengatakan apapun padanya. Hatiku terlalu sakit menahan
semua kenyataan yang pahit itu.
“Tiara…”
panggilnya pelan. ia terdengar lelah, suaranya serak dan berat. Aku menjatuhkan
tubuhku di atas lantai. Menangisi semua kebodohanku. “Katakan padaku kau ada
dimana… ku mohon. Ini adalah hari pernikahan kita, impian kita berdua.” Ujarnya
lirih.
“Tidak.”
bisikku tercekat. “Kita tidak bisa menikah,”
“Apa
maksudmu? Kenapa?” tanyanya frustasi.
“Karena
semua itu palsu. Semua cinta itu hanya sebuah kebohongan belaka. Kau tidak
pernah mencintaiku.”
“Ti—“
Klik.
Secepat kilat ku matikan teleponku kemudian melemparkannya jauh-jauh ke taman
di belakang gedung pernikahanku. Aku menangis terisak, mengutuki kebodohanku
untuk sesaat. Tapi aku tau, kisahku sudah berakhir. Namun aku bahagia,
setidaknya aku mengetahui kisah cinta itu sebelum semuanya terlambat. Lagi pula
siapa yang tidak bisa melihat tatapan penuh cinta mereka. Bakhan aku bisa
merasakan sakit mereka karena terpaksa membuang jauh-jauh rasa cinta itu. dan semuanya karena diriku. Sungguh ironis.
Aku
tersenyum tipis.
Hm…
setidaknya aku hanya tinggal menunggu laporan dari orang yang ku minta
menyerahkan sepucuk surat kecil untuk sahabat baikku. Kemudian ia akan tau
bahwa aku lebih menyayangi persahabatan kami, dan tidak akan pernah berniat
untuk melukainya.
5 komentar:
Begitu adja Zia???
Lanjutanny mana??
Kentang banget nie,,,
Zzziiiaaaaaaaaaa,,,,,lanjutanny pliiisss,,,
hehehe kan ceritanya cuma one shoot mba.... tapi ini berlanjut kok,
one shoot aku kan berkaitan semua, hihihihi
I just use one girl at all. :)
Ini one shoot Чªήğ sgt teramat nanggung Zia....
I want more....
Halo mbak, ternyata mbak suka nulis fiksi ya, yuk ikutan Giveaway Flash Fiction BeraniCerita.com ya, deadline 21 Feb loh! Jangan ketinggalan :)
thank you very much for the information provided
Posting Komentar