Jumat, 19 Oktober 2012

PUTRI KELABU -20-


BAB DUA PULUH 


Aku mengencangkan blazer yang diberikan kakek. Sejujurnya cuaca hari itu sama sekali tidak dingin, namun tubuhku tetap mengigil. Aku menatap kakek yang tengah berbincang dengan Are. Penerbanganku tinggal beberapa saat lagi. Ini terasa lebih baik. Aku tau ini sangat menjijikan, menjadi pengecut, berlari dari semua kenyataan ini. Tapi apa lagi yang bisa aku lakukan?? Tetap berdiri disana, dan menatap mereka mengucapkan janji??? Astaga, memikirkannya saja membuat tubuhku semakin sakit.
“Sayang, sudah saatnya.” Kakek meraih lenganku. Aku mengaguk, kemudian berbalik menatap Are yang mematung di sampingku. Ia mengangkat bahunya santai. Namun aku bisa melihat wajahnya mengeras, kaku. Aku memeluknya singkat.
“Terima kasih.” Bisikku perih. Are tidak membalas pelukanku. Aku mengerti, aku memang melakukan banyak kesalahan kepadanya. Termasuk menutup mataku dari cinta yang ia tunjukan. “Maaf,” hanya itu yang bisa ku katakan sebelum mengikuti langkah kakek. Are masih mematung. Sama sekali tidak bergerak. Namun perlahan aku melihatnya menunduk.
“Kimi!!” langkahku terhenti mendengar suara itu. Tubuhku bergetar. Takut untuk mencari asal suara itu, namun rindu untuk kembali mendengarnya. “Apa yang kau lakukan??!” dan ia disana menarik bahuku hingga berbalik berhadapan dengannya. Nafasnya tersenggal-senggal, rambutnya berantakan; jasnya tidak lagi rapih; dan matanya, mata itu begitu tajam dan gelap. Panuh rasa khawatir dan ketakutan. Sedetik kemudian hatiku mencelos, apa ada yang terjadi dengan Luna??
“Raka…” Kakek menatapnya tidak percaya. Namun Raka tidak memperdulikannya. Ia masih meletakan tangannya di bahuku. Menatapku tajam, seakan mencari jawabannya sendiri. Aku mundur beberapa langkah, namun ia menarik tubuhku kembali mendekat.
“Katakan apa yang kau lakukan?? Apa kau akan pergi meninggalkanku?” tanyanya. Aku menatapnya terkejut. Meninggalkanmu? Aku mencibir perih. “Tidak ku mohon jangan pergi,” Raka menarikku ke dalam pelukannya. Aku terkejut namun tidak bisa melakukan apapun; tidak mencoba melepaskan diriku, tidak juga membalas pelukannya. “Aku mencintaimu,” bisiknya di rambutku. Tubuhku menegang. Aku juga mencintaimu. Lebih… lebih dari pada apapun…
“Ku mohon, jangan pergi meninggalkanku,” suaranya terdengar parau. Aku juga tidak ingin meninggalkanmu. Aku selalu ingin bersamamu. Selamanya. Namun hati kecilku memberontak. “Tidak bisakah kau tetap tinggal, untukku… hanya untukku…” aku ingin mengaguk. Aku ingin membalas pelukannya, dan mengatakan aku memang akan selalu bersamanya. Selamanya. Namun tubuhku kaku.
“Aku juga mencintaimu,” bisikku. Kemudian aku merasa seluruh perasaan itu runtuh di sekelilingku. Raka melepaskan pelukannya, menatapku dengan tatapan hangatnya yang begitu ku rindukan. Ia tersenyum penuh terima kasih. Kemudian Are berdiri mematung di belakang kami. Menatap kami dengan sedih. Ia berbisik pelan.
“Luna kritis,” kata-kata bisikannya mampu membuat bobot tubuhku menghilang. Tatapan Raka kosong. Tangannya begitu panas di bahuku. Kemudian aku tersenyum tipis meski air mataku mulai mengalir. Dewi batinku menampar diriku. Dengan perlahan aku mulai menyadari cincin yang melingkar di jari Raka. Aku ingin menahan Raka, memintanya tidak memperdulikan kata-kata Are. Aku ingin Raka tetap menatapku. Menjadi milikku secara esklusif.
“Kau harus pergi,” bisikku. Melepaskan cengkramannya di bahuku. Raka menatapku tajam. Wajahnya tampak begitu rapuh. Ya Tuhan… kuatkan aku…
“Aku…”
“Aku mengerti,” bisikku kemudian berbalik. “Pergilah,” bisikku. Dan aku pun melangkah maju, mendekati kakek yang menatap kami perih. “Jaga Luna baik-baik,” perih menghujam hatiku.
“Tidak bisakah kau tetap tinggal?” tanyanya. Aku menggeleng.
“Maaf,” bisikku.
“Jaga dirimu,” bisiknya dan kemudian semuanya menghilang. Aku tidak ingin menoleh lagi. Aku tidak ingin melihatnya lagi. “Selamat jalan,” tambahnya. Aku merasa perih mendengar kata-katanya yang membiarkanku pergi. Aku ingin ia memaksaku untuk tetap tinggal. Aku ingin ia kembali memelukku. Aku ingin dia…
Aku tersenyum perih kemudian meraih lengan kakek. Kakek menatapku dengan tatapan ‘kau yakin?’. Aku mengaguk pelan. Kemudian berlalu pergi meninggalkan asa dan kelabuku. Meninggalkan cinta dan lukaku. Meninggalkan impian dan mimpi burukku. Meninggalkan seluruh hatiku, menyerahkan sepenuhnya pada kegelapan.



 The End for the first book. :)

11 komentar:

narnia mengatakan...

galau bener dah aq baca ni cerita..
ngerasain bgt apa yg dirasain Kimi..
hmm first book?brarti ada 2nd book nya donk cherr...
asikasik,aq tunggu..
*ngarep
hhehe

Unknown mengatakan...

hehe makasii mba Narnia... :) :)
namanya lucu deh jadi inget judul film,
hehehehe
iya mba, sbnernya bukan bku keduanya, tapi lanjutannya, klo mba mau bisa aku kirimin, karena mungkin ga akan aku posting,
kirim email ke aku aja ya... :)
Cherryvhaniella@ymail.com

tatra mengatakan...

Sedih bgt mba ceritanya, bagus bgt, bikin aku nangis hiks hiks..mau mba lanjutannya pliiiiss...

naoki anxiantha citra mengatakan...

mbak ceri ak sampe nangis bcnya...
Send me please buku ke2nya....
Penasaran bgt...

Unknown mengatakan...

mba tatra sudah aku kirim... sudah masuk kah??

mba Anxianta, kirim email ke aku aja ya... :) nnti aku krim...

christinee mengatakan...

Mba cheri, krn Pornov, aku buka blog mba cheri, woww.. slma ini cm jd silent reader aj, but, cerbung ini maksa aku keluar dr persembunyianku, ;-) mba cheri, blh minta buku ke 2 nya gak??? Plis... *senyum-senyum mengharap*, hehehe, thank you mba cher..

Unknown mengatakan...

hehehehe hallo mba Christinee...
iya mba, kirim email aja yah ke aku, nanti aku balas... :) :) :)

christinee mengatakan...

Ok mba cher, aku emailin ya, alamat emailnya yg d atas kan? Thank you..

yani mengatakan...

Aduh susahnya ngubek2 blog ini dr hp... Ini ada lanjutannya tah? Aku mw ya.. Nanti aku colek imelnya Нę².. "̮ нę².. "̮ нę².. "̮ нę²..

Nunaalia mengatakan...

hiks hikss sedih sesedih-sedihnya....

bukan cherry namanya klo ga bikin cerita nangis bombay... knp suka bgt sih cherr???? *geleng2 kepala

tp walau ngedumel ttp pnsaran lanjutannya... utg aja udh diposting semua hehe..

Nunaalia mengatakan...

hiks hikss sedih sesedih-sedihnya....

bukan cherry namanya klo ga bikin cerita nangis bombay... knp suka bgt sih cherr???? *geleng2 kepala

tp walau ngedumel ttp pnsaran lanjutannya... utg aja udh diposting semua hehe..