Epilog-
“Itu putriku,” bisikku pelan. wanita di
sampingku tersenyum dan mengangguk bahagia. “HeLena Saira Mahardika,” tambahku
dengan kebanggaan yang tiada tara. Ku genggam erat jemari wanita di sampingku
dengan penuh kasih. “Ku harap kau mengerti, bahwa sampai kapanpun aku tidak
akan pernah melupakanmu, kau selalu di hatiku,” ujarku tulus. Wanita itu menatapku
penuh haru. Air matanya mengalir perlahan.
“Terima kasih…” bisikknya tertahan. Aku
memelukknya erat.
“Aku yang seharusnya berterima kasih,”
bisikku. “Terima kasih karena telah mengizinkanku memberikan nama indahmu untuk
putriku,”
Gadis itu mengangguk di bahuku. Membuatku
merasakan tetesan air matanya yang mengalir perlahan. “Terima kasih karena
telah menjadi sahabat terbaikku Lena…”
***
“HOREE!!!!!!!!” sorak sorai itu langsung
terdengar memenuhi ruang tamu rumah mungilku. Tepukan tangan, dan siulan
terdengar dari seluruh penjuru ruangan ketika gadis kecilku meniupkan lilin
berbentuk angka 4 nya. Savanna kembali menekan tombol kameranya, ia bergerak
keberbagai sisi untuk mendapatkan sudut yang pas untuk fotonya.
“Mari peluk nenek sayang…” ujar mama lembut.
“Biarkan ia memotong kuenya dulu!” tegur
papa. Aku terkekeh memandang mereka berdua. Akhirnya, mereka kembali menikah.
Well, lucu memang, tapi aku bisa melihat cinta itu kembali merekah diantara
papa dan mama.
Seorang bocah kecil berumur 5 tahun berdiri
tepat di samping putri kecilku. “Jangan menyentuhnya,” bisik bocah itu ketika
tangan Ethan terulur untuk menyentuh wajah putriku. Aku langsung melongo
menatap sikapnya, kemudian menyeringai kikuk pada wanita lemah lembut yang
tersenyum –sama kikuknya- sepertiku.
“Ayolah, bocah kecil. Kita tidak mungkin
bersaing, aku lebih keren dari pada dirimu,” ejek Ethan sarkastis. Bocah itu
menatap sosok jangkung Ethan dengan geram. Aku sampai geli menatap tingkahnya.
“Ethan! Yang benar saja,” ujar Kyna seraya
menarik daun telinga pemuda itu. “Kalau kau masih bertingkah konyol aku akan
membatalkan pernikahan kita!” ancamnya. Ethan meringis, dan kami semua tertawa
lebar. seluruh sahabatku, seluruh keluargaku, kerabat pantiku, masa laluku dan
masa depanku. Aku memang kehilangan ingatanku tentang mereka, namun aku terus
bersyukur karena tidak pernah kehilangan cinta mereka.
“Apa aku terlambat?” kami semua langsung
terdiam dan menoleh kearah pintu. Kak Stefan berdiri disana dengan boneka teddy
bear yang sangat besar. Aku tersenyum dan menggeleng. Anak-anak yang menjadi tamu putriku langsung berdecak
iri ketika kak Stefan memberikan boneka itu pada putriku.
Ethan tersenyum kepadanya.
“Kalian mendapat salam dari Romi,” ujarnya
santai. Aku mengangguk. Kemudian sosok duplikat sahabatku itu duduk bersama
Galang dan yang lainnya. Aku mendesah perlahan.
“Izzi…”
“Kak Lita,” bisikku.
“Ia pasti sangat bahagia disana,” bisiknya
lembut. Aku menatapnya sedih. “Ia selalu bersama kita, kau ingat?” aku
mengangguk perlahan. “Ia akan selalu bersama kita,” ulang kak Lita,
pandangannya menerawang jauh. “Ia pasti bangga melihat putri cantik ini,” bisiknya
sambil mencium pipi kiri putri kecilku. “Semua orang sangat menyayanginya,
bahkan putraku…” ia mendesah ketika melirik bocah kecil yang berdiri di samping
putriku. Aku terkekeh.
“Aku tau…” bisikku bahagia.
Kau lihat, hidupku begitu indah. pelangi itu
telah ku temukan, meski setelah melewati hujan badai yang begitu deras. Tapi
kau lihat? Aku bisa tersenyum kini. Aku bahagia bersama orang-orang yang paling
ku kasihi, kau tentu harus bahagia juga di sana. kau harus baik-baik saja.
Aku merindukanmu. Setiap hari, setiap detik,
setiap desahan nafasku.
Kau adalah anugrah terindah dalam hidupku.
Terima kasih karena telah menjagaku selama ini. Terima kasih karena telah
menuntunku menuju pelangi yang indah ini. Terima kasih banyak.
Aku mencintaimu…
Sahabatku…
“Ayah… bunda menangis lagi!” teriakan itu
membuatku terlonjak dari lamunanku. Buru-buru ku hapus air mata yang mengalir
itu dengan cepat. Kemudian menyeringai pada sosok tampan yang tengah duduk
bersama papa. Ia berjalan perlahan kearah kami. Matanya mengunci mataku yang
sedikit basah.
“Tangisan bahagia,” bela kak Lita. Aku
mengangguk mengiyakan.
“Sudahlah Lita,” desis pria di hadapanku
dengan dingin. “Apa kau tidak bisa menahan air mata itu?” tanyanya padaku.
“Bahkan di hari ulang tahun putri kita?” aku mencibir. Selalu angkuh, selalu
menyebalkan, selalu dingin, dan sialnya selalu mendapatkan cintaku yang
terbesar. Sebenarnya siapa penghianat disini??!!
“Uhuk!” tiba-tiba aku terbatuk, kemudian
dengan cepat aku berlari kebelakang karena tiba-tiba perutku mual.
“Kau tidak apa-apa?” Tanya Kak Sam dengan
panik. Ia memegang rambutku agar tidak ikut terjatuh kedalam westafel. Aku
mencoba menggeleng. Namun mual itu terus menghampiri perutku.
“Apa bunda baik-baik saja tante?” aku
meringis ketika mendengar suara ketakutan putri kecilku.
“Bunda baik-baik saja sayang,” bisik Savanna
lembut. Kemudian ia tersenyum. “Kamu hanya akan mendapatkan adik baru dari
Bunda,” tambahnya.
Aku terdiam, mual itu masih memenuhi perutku,
namun entah mengapa aku malah ingin tersenyum mendengar kata-kata adik yang
diadopsi orang tuaku itu. ku lirik pria berkaca mata di sampingku. Ia masih
menunjukan wajah khawatirnya, namun aku bisa melihat binar bahagia di balik
mata coklat mudanya yang indah.
Ah… betapa indahnya pelangi itu….
The end
9 komentar:
so sweet :) mau epub nya ya cher,, senangnyaa
siiip mba Ren, sudah ku kirim yahh :)
Thank you Cher, for this lovely story.. Happy ending, senangnya, love u, dear..:-)
Keep the spirit up, can't wait for ur next novel... ;-)
Yeayyyy,,happy ending...
Mksh Cherry..
wah keren bgt sist.. aku jd menggalau nih... pengen baca dr awal tp kok takut ya? hahahahaha... kerennn mantab ;)
hihihihi aku kan penganut happy ending story,
hidup kita sudah banyak lika likunya, hehe jadi tulisannya jgan dibuat sedih lahh... happy aja... :) :)
christinee, makasi juga sudah membaca tulisanku yang sumpaahhh beneran berantakan ini.. hehehehe
iya mba Vie... ini akhir yang bahagia... *jadi iri* hihihi
mba Shin, tapi beneran deh ini novel terpanjang yang pernah aku buat, dann astagaaa... ceritanya berantakan, hihihihi
mbak cherry ..
Bagus skali crtanya ..
#ikut menangis bahagia . :D
mbak, boleh mint epubnya nggak ?
Ini almat email q mbak mithapratiwi2889@yahoo.com
terima kasiih ..
Hehe
M cherry bs mnta EPUPnya g?
Thks ya
@Kaliandra : ada kok, :)
kirim email ke aku aja yah, nnti aku kirimin... :) cherryvhaniella@ymail.com
Posting Komentar