Sabtu, 10 November 2012

HUJAN KEMARIN -07-


BAB TUJUH
Tears of Love


Lena tersenyum lebar menyemangatiku. Aku yang masih duduk di belakang hanya bisa mengaguk gugup. Hari ini adalah seleksi pertamaku sebagai anggota klub cheers yang baru. Sazkia benar, ada lebih dari dua puluh siswa kelas 2 dan 3 yang ingin mengikuti klub ini. Dan tentu saja masih berlusin-lusin siswa kelas satu yang mengantri di belakang kami. Lena membuat sebuah karton bertulisan ‘Chayo izzi’ untuk menyemangatiku.
“Hai,” aku tersentak ketika mendengar suara itu dari belakang. Spontan aku langsung berbalik dan menemukan ia lengkap dengan seragam timnya. Wajah tampannya terlihat segar sehabis cuci muka. Aku meringis ketika melihat bola di tangannya. bola yang telah menyadarkanku akan keberadaan pangeran tampan di sekolah kami. Ia tersenyum kepadaku dan melambaikan tangannya. spontan aku langsung melambaikan tanganku, dan membalas senyumannya. Ia terkekeh pelan kemudian mengapit bola itu di pahanya, mengangkat kedua ibu jarinya. “Semangat!” teriaknya. Wajahku memerah karena teriakannya. Beberapa anak berbisik di sekitarku. Aku mengaguk sebelum ia akhirnya berlari ke lapangan basket.
“Issabela, giliranmu,” panggil Sazkia. Untuk saat itu aku merasa begitu siap dan tenang.


Aku membungkukan tubuhku ketika riuh tepuk tangan itu terdengar. Senyuman tipis menghiasi wajahku. Lena mengangkat kedua ibu jarinya, Sazkia tersenyum dan mengaguk kepadaku.
“Kau sangat keren!” pekik Lena ketika kami keluar dari aula tempat audisi cheers itu diadakan. Aku terkekeh melihat kegembiraannya. “Astaga, ada yang tertinggal. Kau pergilah dulu nanti aku menyusul,” ujar Lena. aku mengerutkan keningku, namun belum sempat aku bertanya, gadis itu sudah berlari kembali memasuki aula. Aku mendesah dan berjalan pelan, mungkin lebih baik aku menunggunya di kelas.
“Issabela,” aku menghentikan langkahku, dan berbalik. Menatap wajah angkuh yang berdiri di hadapanku. “Apa kau benar-benar mengikuti klub Cheers?” Tanya kak Sam. Suaranya yang berwibawa membuatku sedikit kikuk. Namun kemudian aku mengaguk, menunggu kata-kata lain yang akan terlontar darinya. Namun pemuda berkaca mata itu sama sekali tidak mengatakan hal lain. Ia meletakan tanagnnya di kantong celananya. Menatap lurus kedepan, dan berlalu pergi meninggalkanku dengan kerutan dalam di dahiku. Sebenarnya apa yang di rencanakan cowok misterius ini???
“Kakak yang namanya Izzi ya?” Tanya seorang gadis cantik ketika aku sedang merapihkan buku-bukuku sepulang sekolah. Aku mengangkat wajahku dan menatapnya. Menilai wajah lugunya. Ia mungkin hanya setahun di bawahku. Namun wajahnya terlihat berani dan cantik. “Aku hanya mau bilang kalau kak Ethan itu milikku, jadi kakak tidak usah berharap banyak!” ujarnya penuh percaya diri. Aku melongo menatapnya. “Dan satu lagi, mungkin dance kakak memang bagus, tapi kakak harus tau, aku lebih baik dari pada kakak,” ujarnya sebelum berlalu pergi. Aku terkekeh pelan dan menggeleng-geleng tidak mengerti. dasar ababil! Desisku.
Lena berdiri menungguku di depan ruang guru. Ia menatapku kesal sambil menunjuk-nunjuk jam tangannya. aku hanya menyeringai, enggan menceritakan kejadian di kelas tadi. Toh menurutku itu hanya bumbu dari kehidupan SMA ku yang akan segera selesai beberapa tahun lagi.
“sepertinya kau akan mendapatkan banyak saingan,” ujar Lena ketika kami berjalan pulang. Aku menatapnya bingung. “Terlebih setelah dance-mu yang mengagumkan itu,” aku mengendus, bukankah sejak awal Lena sudah mengatakan hal ini? Lalu mengapa saat ini ia justru khawatir? “Kau harus kuat, kau harus berusaha mendapatkan apa yang kau inginkan.” Kini ia menatapku, matanya penuh semangat. Namun justru hatiku malah terasa sakit. Tapi aku mengaguk, stidaknya hanya itu yang bisa ku lakukan untuk membayar senyuman manis gadis di hadapanku.
“Aku akan terus berusaha,” bisikku penuh semangat, dan gadis berambut sebahu itu mengaguk mantap. bibir indahnya membentuk sebuah senyuman yang selalu mempesona di mataku.
                              ****
Aku tersenyum lebar ketika melihat namaku tertera di papan pengumuman sebagai salah satu siswi yang lolos tahap pertama pemilihan anggota baru klub Cheers. Well, konyol memang, tetapi klub ini memiliki tiga audisi yang diadakan dalam penerimaan anggota barunya, dan biasanya kebanyakan diikuti oleh siswi kelas satu. Aku yakin, lonjakan peminat cheers belakangan ini tentu karena pesona pangeran tampan itu. dan sialnya, aku adalah salah satu penggemar fanatiknya.
Tapi setidaknya aku sudah lolos tahap pertama, tinggal tahap kedua dan ketiga. Sebenarnya ini hal yang mudah, mengingat aku sudah menguasai beberapa dance lainnya. Tetapi audisi tahap ketiga terkadang membuatku sedikit ragu. Bagaimana tidak jika di audisi ketiga kami akan langsung tampil di depan umum. Benar-benar mengandalkan voting penonton. Aku merasa hal ini lebih menyerupai pemilihan miss Indonesia. Tapi toh, ini lah yang membuat klub cheers benar-benar terkenal dan dikagumi.
“Selamat,” aku tersentak dari lamunanku. Ethan tesenyum manis di hadapanku. Tangannya mengulurkan sesuatu berwarna gelap. wajahku tersipu malu karena senyumannya, namun kemudian mengerutkan kening ketika melihat benda yang dibawanya. “Ini untukmu, sebagai ucapan selamat dariku,” ragu-ragu aku mengambil sebatang coklat dari tangannya. “Kau memang pantas untuk menang,” tambahnya. Harusnya wajahku kembali memerah karena pujiannya, tetapi otakku terllau sibuk berspekulasi.
Kemudian aku tersadar. “Terima kasih,” bisikku dengan suara bergetar. Ethan tersenyum tipis. Namun mampu menunjukan seluruh keindahan wajahnya. Ia benar-benar tampan dengan senyuman itu.
“Aku latihan dulu, bye.” Ujarnya seraya berlari dan melambaikan tangannya padaku. Aku tersenyum bahagia melihat sorot matanya yang menyejukan. Beberapa siswi yang berada di sekitar papan pengumuman itu berbisik-bisik, tapi aku sudah tidak peduli. Seluruh duniaku sudah terisi oleh sosok pangeran itu.


“Kau lulus!!!” sorak Lena ketika aku menemuinya di kelas. Lena memelukku erat. “Aku tau kau memang bisa!” pekiknya riang. Aku terkekeh, wajahku sudah memanas sedari tadi karena pujiannya. Lena bahkan menitikan air matanya bagai seorang ibu yang bangga melihat keberhasilan anaknya.
“Tapi masih ada dua tahap lagi Le,” ujarku mengingatkan. Lena melipat kedua tangannya di dada.
“Kau takut?” tanyanya.
“Selama kau di sini, aku tidak pernah takut,” bisikku teramat pelan, namun sepertinya bisa menyentak sosok cantik di hadapanku. Karena untuk sesaa wajah itu membeku tak bergerak.
                              ****
Aku tersentak kaget ketika Lena menutup mataku dari belakang. Apa-apaan dia ini, padahal kami sedang berjalan di koridor sekolah, bagaimana jika kami menabrak seseorang?? Ia terkikik di belakangku masih dengan terus menutup mataku. Aku menggerutu, namun tidak memberontak. Ia bersiul-siul di belakangku.
“Jadi itu pacarnya Ethan?” aku mengerutkan keningku ketika mendengar suara di sampingku. Jemari Lena terasa kaku di mataku. Jadi inikah maksud gadis itu. ia mencoba menyembunyikan sesuatu dariku, tapi sayangnya, dia tidak menutup telingaku juga. Aku menarik tangannya perlahan, dan aku menemukan wajah sendunya di belakangku. Aku terkekeh dan mengangkat bahu, bingung harus bersikap bagaimana. Namun keributan siswi-siswi itu membuatku terusik. Aku mengangkat wajahku dan memandang arah yang mereka lihat. Seorang gadis cantik berambut coklat panjang tengah berdiri di parkiran sekolah. Ia mengenakan dress cantik selutut dengan cardigan warna senada. Wajahnya jelas menunjukan bahwa ia bukan keturunan orang Indonesia asli. Di tambah lagi dengan gerak tubuhnya yang begitu santai.
Entah mengapa hatiku terasa berat, seakan ini adalah hal yang baru pertama kali kurasakan. Menatap gadis cantik itu disana membuat mataku perlahan terbuka. Betapa cantiknya ia, betapa mempesonanya ia, betapa sempurnanya ia jika di sandingkan dengan pangeranku. Namun hati kecilku berteriak, mengutarakan ketidak setujuanku akan pemikiran konyol itu.
“Kau ingin pergi?” suara Lena terdengar kabur di telingaku. Aku hanya terdiam meski tau betul apa yang ia tanyakan. Aku hanay tidak tau apa yang harus ku lakukan. Haruskah ku pergi dan berpura-pura tidak mengetahui hal ini? Atau haruskah aku melupakan pangeran itu untuk selama-lamanya? Kini aku merasa sedikit bodoh karena sempat tertipu dengan sikap manisnya selama ini. Bodoh dan sangat teramat bodoh, ia adalah sosok yang baik hati. Dan sialnya ia selalu baik pada semua orang. Mengapa aku tidak pernah menyadari hal itu??!!!
Aku merasakan amis darah di mulutku ketika dengan sengaja ku gigit bibir bawahku. Rasanya sedikit perih, namun sama sekali tidak bisa menandingi rasa sakit yang hadir ketika aku melihat sosok tampan Ethan berlari menghampiri gadis itu. aku bisa mendenagr beberapa siswi berbisik-bisik. Namun aku tidak bisa melihat apapun lagi, mataku kabur karena air mata yang tergenang. Aku ingin berlari, melupakan kejadian menakutkan ini. Namun kakiku membeku, diam tak bergerak, terasa kebas dan mati rasa. Aku merasakan cengkraman Luna semakin keras di bahuku.
Aku menoleh pada gadis itu, menatap matanya yang penuh luka dan kata maaf yang tak terucap. Aku tertawa hambar, mentertawakan kekhawatirannya. Ah ayolah, aku baik-baik saja. aku tidak memerlukan tatapan sedih darinya, sama sekali tidak. namun sedetik kemudian aku menyerah. Aku lelah berpura-pura semuanya baik-baik saja. aku lelah berpura-pura tersenyum sedang hal yang sebenarnya ku inginkan adalah menangis.
Tapi aku bukan Lena yang bisa tersenyum tabah di balik tangisnya. “Izz… sebaiknya kita pergi,” ujar Lena lembut. Aku mengaguk hati-hati. Menjaga agar airmata itu tidak menetes. Kemudian berbalik mengikutinya. Jantungku mendadak tersentak ketika tatapan kami bertemu sesaat sebelum aku berbalik pergi. Aku bisa merasakan sorotan tajam dari sosok pangeran itu. seakan ia ingin mengatakan sesuatu padaku. Namun tidak ada sepatah katapun yang bisa mewakilinya. Semua luka itu terasa aneh dan tak beralasan. Atau mungkin sangat beralasan, hanya saja alasan itu belum juga muncul di hadapanku. Yang kini ku tau dan kurasakan adalah, perihnya air mata karena cinta sialan ini ternyata bisa membutakan nalarku akan logika. 

11 komentar:

anakcantik(Santhy Agatha) mengatakan...

ini belum tamat kan hikss...

Unknown mengatakan...

hiks hiks blom mba, *padahal, bab2 terakhirnya udh aku buat* hihihihi
bab ini kisah asli loh mba... curhatan asli akuu di hari berhujan ini, T_T

anakcantik(Santhy Agatha) mengatakan...

walaaah ini kisah beneran? aku td mikir gimana sedihnya perasaan tokoh utama wanitanya apalagi pas di bab ahkir bab 7 ini pas ngeliat cewek itu, *spechless*

Unknown mengatakan...

hehe tadinya ga mau bergalau2 ria begini...
eh kemarin pas aku nulis lagi hujan, trus iseng buka FB, dan liat status romance si dia ama pacarnya... hooaaaa... ampe nangis darah aku.... hihihi

Anonim mengatakan...

Pantes kmren statsny GALAU mulu,,,,,
Ckckckkckckckkkk
Next chapter please,,
Klo dah klar kpost smua,, aq mnta tlg di imelin yaakkss,,, thanks banget sblumny Zia,,

anakcantik(Santhy Agatha) mengatakan...

sabar Cherry sayaang ;) nanti akan ada kesempatan akan ada seseorang yang bukan cuma bikin status romance sama cherry tp langsung romance di semua sisi dengan cherry
bab berikutnya kapan yah *aku pantengin terus yaaah hehe*

Unknown mengatakan...

@mba eriska : sip sip mba... hihihi nanti aku kirim... :) :)

@mba santi : ahhh mba.... tanyain aja ayang Mikailnya kapan mau datang??? *di pelototin ma Lana* hihihi
hehe di sini panas, jadi bingung mau nulisnya, hehehe

anakcantik(Santhy Agatha) mengatakan...

ternyata suasana mempengaruhi bahan tulisan nih,,,, disini hujaan aku sudah meninggalkan adegan hot sleep with the devil dan mulai menulis catatan super galau hihihi

aa Mikail lagi beradegan makan malam di sebuah restoran perancis nih pssstt *spoiler*

Unknown mengatakan...

hehehehehe... kan asik mba, klo lagi hujan, dengerin musik melow, trus nulis yang sedih2, hihihihihi

aih aihhhhhh akuu ngebet nih menanti aa mikail, mbaaaaa *menatap ala anak hilang*
kapan dia datang????? *meratapi nasib di tengah siang bolong*

Unknown mengatakan...

cher,aq suka aq suka :) klo udh slsai email y. mba santhy aq menanti epilog arsas ma mikail nih.heheh

Unknown mengatakan...

terima kasiii mba Ren...
sip sip nnti aku kirim... :)
iya aku jg menanti aa mikail ama epilog serena...