Minggu, 04 November 2012

Midnight Wishes -07-end


TUJUH
KEPINGAN TERAKHIR


Davela berlari-lari kecil di bandara. Ia menatap sekelilingnya. Mencari setitik harap yang tersembunyi di balik kehidupannya. Ia terus berlari sepanjang jalan. Tidak peduli sakit yang perlahan merasuki tubuhnya. Yang ia tau hanya satu. Cinta itu dan takdirnya...
Dunia sudah terlalu sering membisu. Dan saat ini ia berjanji untuk membuatnya kembali tersenyum.
Davela menghentikan langkahnya saat melihat pesawat yang ia cari telah menyatu dengan awan. Davela terhenyak. Ia menatap pesawat itu kabur. Air matanya mulai menetes perlahan.
Seluruh harapannya telah usai. Semua mimpi yang sempat terlihat kini kembali menghilang seiring dengan menjauhnya sang merpati.
TUHAN... aku benar-benar sendirian...
Davela menangis sesenggukan di balik jendela besar bandara. Ia meratapi semua luka yang tak terkira. Luka yang takkan pernah sembuh. Sedetik kemudian ia baru sadar, bahwa ia sudah menyia-nyiakan kesempatan keduanya, dan saat ini ia sadar, tidak ada kesempatan ketiga untuk seseorang sepertinya...
“Apa kau kesini untukku?”
Deg...
Davela menoleh perlahan. Matanya melebar ketika melihat wajah lelah di hadapannya menatap dirinya penuh harap. Mata itu, menyiratkan banyak hal lain yang tak terucap. Davela merasakan air matanya menetes kembali, namun kini ia tidak bisa menyembunyikan senyuman tipisnya. Kelegaan yang tiada tara menyeruak di hatinya.
Terima kasih Tuhan. Terima kasih...
“Vella apa kau baik-baik saja...?” Raka menyentuh wajah Davela
“Kenapa kau ada disini? Bukankah pesawatnya sudah pergi?” Tanya Vella bingung.
“Bodoh, mana mungkin aku membiarkan putriku menangis seperti ini, lagi pula... kau bilang aku harus membuat orang yang membutuhkanku tersenyum, dan kurasa untuk saat ini kaulah yang membutuhkanku,”
“Kau salah,” potong Davela cepat. Raka mengerutkan keningnya.
“Bukan hanya untuk saat ini... tapi untuk saat ini dan nanti... atau bahkan mungkin seumur hidupku,” ujar Davela pelan. Raka tersenyum lebar sebelum memeluk tubuh gadis tercintanya. Ia mengecup kepala Davela dengan lembut. Mencoba mengatakan bahwa ia benar-benar mencintainya.
“Kau tau, kau tampak sangat jelek dengan wig itu ... ayo pulang, kakek pasti sudah menunggu,” ujar Raka seraya menggendong sang putri.
Tuhan... jikalau ini mimpi, kumohon... biarkan aku terus merasakan mimpi ini... biarkan aku terus merasakan semua kehangatan ini... karena rasanya, inilah hal terindah yang pernah ku miliki. . . jawaban dari setiap do’aku di seluruh malam malam gelapku….

***

4 komentar:

isna mengatakan...

sweet.....

Unknown mengatakan...

I like it......

Unknown mengatakan...

Sweet..
Kata2 yg if you're not the one itu bwt ak nangis.. Hiks

Unknown mengatakan...

Ziaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa,,,,kw m'buatku menangis di pagi buta,,
& lagu Daniel itu salah satu lagu ksukaanku,,,,,