Rabu, 14 November 2012

The Broken Princess




"Ini nyata," teriaknya keras. ia berputar-putar riang, menggoyangkan gaun indahnya ke kiri dan kanan. mencoba bergaya bagai putri bangsawan. "Aku menjadi putri," katanya riang. "Kalian lihat?!" tak ada suara. namun ia terlalu bahagia untuk memperdulikannya. ia terlalu bahagia, dan memang sengaja tak ingin memperdulikan kebisuan itu. ia terus tersenyum, tidak perduli akan giginya yang mengering di terpa udara dingin malam itu. ia kembali berputar dan melakukan gerakan dansa yang ia dengar di dongeng sebelum tidurnya. 
ia terus menari dan menari. tersenyum memandang dirinya. rambut indahnya tergerai bagai sutra, lembut dan bersinar indah. 


"Mengapa kalian tidak bahagia?" tanyanya kesal pada mereka yang berdiri di sekelilingnya. "Apa kalian tidak senang melihatku menjadi cantik?" ia merengkuh wajahnya dengan kedua tangannya. "Aku hanya ingin bahagia sebentar saja," ia memandang sedih sepatu kacanya. "Aku hanya ingin bahagia sebentar..." ulangnya lebih pelan. tetapi mereka masih terdiam, menatapnya dengan tatapan yang tak bisa diungkapkan. "Ya, aku tau..." ia mengangkat wajahnya pada rembulan. menatap sinis di balik bulu mata indahnya. "Aku sangat tau!!! kebahagiaan itu hanya ada di dalam dongeng!" ujarnya, kemudian tertawa hambar penuh kepedihan. "Tapi kehidupan itu bukanlah dongeng. aku tau..." ia kembali tertunduk. ia tersenyum dan menggeleng perlahan, membuat air matanya menetes kesembarang arah. "Aku mengerti," bisiknya. 


0 komentar: