Jumat, 21 Desember 2012

Tik-Tok



Tok tok tok.
Ah itu pasti Nathan, Emily, Jose, atau siapapun yang tidak mempercayaiku. Aku kesal dan tidak ingin bertemu dengan mereka. mereka secara terang-terangan meragukan kewarasanku ketika aku berkata, aku melihat wanita yang mati tertabrak itu semalam. Aku tau itu hantu, tapi sialnya teman-teman ‘kota’ ku tidak percaya.
Peduli setan dengan mereka!
Tok tok tok.
Ketukan itu kembali terdengar. Aku membenamka wajahku lebih dalam lagi ke bantal. Malas mendengarnya. Mereka mungkin ingin meminta maaf, tapi aku tau mereka akan tetap tidak mempercayaiku.
Tok tok tok.
Kini suara itu melembut. Aku mulai merasa aneh. Kemudian semilir angin menerpa tubuhku. Aku langsung mengangkat wajahku, dan melihat kipas angin gantung di kamarku menyala. Ah… akhirnya mati lampu itu selesai juga…
Tok tok tok.
Aku membeku. Suaranya bukan dari pintu kamarku. Itu adalah bisikan seseorang. Sialnya, suara itu terdengar begitu jelas, bahkan terlalu jelas, hingga aku bisa merasakan hembusan nafasnya ketika ia berbisik di telinga kiriku. “Jangan buka pintunya,” bisiknya dingin dengan senyuman keji yang menyeramkan. Aku mengejang tak bisa bergerak.
Brak brak brak!
“Elena buka pintunya!” itu suara Nathan. Aku melirik kearah pintu dengan susah payah. Itu sahabatku. Mereka tidak akan mengetuk terlalu lembut. Aku tau itu.
Tok tok tok.
Bisikan itu terdengar lagi. Berbarengan dengan gebrakan teman-temanku di pintu. Namun aku hanya bisa berteriak ketika akhirnya kipas angin gantung itu jatuh tepat diatas tubuhku.

0 komentar: