BAB DUA PULUH DUA
Peragaan
busana hari itu berjalan lancar. dan memang selalu begitu, semua mata menatap antusias
pada gaun-gaun yang diperagakan. Nuansa kelabunya membuat semua mata
tercengang. Begitu kontras dengan mawar putih yang menumpuk indah di sisi
ruangan. Keysa melirik sosok Valerina yang berdiri jauh di sudut ruangan,
menatap serius pada model-model yang berjalan anggun di cat walk. Ia mendesah, entah apa yang membuat gadis itu bersikeras
tidak ingin menunjukan wajahnya sendiri di tanah kelahirannya.
“Aku dengar
perancangnya datang hari ini,” bisik seorang wanita cantik berbusana kasual.
Keysa tergagap.
“Ah, iya.”
Ujarnya sedikit terkejut.
“Tidakkah
ia ikut berjalan disana? Dengan model-model yang memperagakan gaun cantiknya?”
Keysa tersenyum kikuk. “Maaf, apakah dia… hm… mempunyai suatu masalah?
Maksudku, apakah ia cacat atau apa?” tanyanya lagi. Keysa menatapnya kesal.
“Dia hanya
tidak suka terekspos,” ujar Keysa dingin.
“Tapi ini
adalah peragaan busananya, bagaimana mungkin ia selalu bersembunyi di balik
semua ini,”
aku juga berpikiran seperti itu. “Entahlah,” bisik Keysa akhirnya. Ia kembali melirik
sosok cantik Valerina yang berdiri jauh di belakang. Tuhan, sebenarnya ada apa dengan gadis itu??
Keysa
menatap ponselnya heran ketika benda itu bergetar. Apa lagi sekarang? Runtuknya, ketika membaca nama yang ada di
layarnya, Dion, orang yang menjadi penanggung jawab acara hari ini.
***
“Sial!”
runtuk seorang pria muda berjas biru tua kesal. “Bagaimana mungkin ini bisa
terjadi, aku sudah mengatakannya padamu,” ujarnya pada pria paruh baya di
hadapannya.
“Maaf ada
kesalah pahaman disini,” bisik pria paruh baya itu penuh sesal. “Mungkin kami
bisa membereskannya dalam jangka waktu dua hari lagi,”
“Dan
maksudmu mengundurkan acara kami?! Jangan bercanda!” ia benar-benar kesal.
Wajah pria paruh baya bernama Rudi itu memucat ketika melihat seseorang
berjalan menghampiri mereka.
“Ada apa?”
Tanya pemuda itu dingin.
“Gedung itu
di pakai untuk acara Fashion show sialan!” runtuk Ben. Pemuda di hadapannya
mengaguk pelan. Ia menatap lurus pada hotel berbintang di hadapannya.
“Gunakan
Wide tower,” ujarnya tenang. Ben mendesah, benar-benar kesal. Semua rencananya
gagal total. Namun ketika atasannya sendiri yang berkata seperti itu, ia tidak
bisa berkata apa-apa lagi. “Seminarnya akan kita adakan di kampus yang
bersangkutan,” tambahnya. Ben mengaguk mengerti. “Aku tidak ingin ada kesalahan
lagi kali ini.” Ia berbalik.
“Kakak,”
panggil seorang gadis cantik berbusana abu-abu. Ia melambaikan tangannya pada
pemuda jangkung itu dengan riang.
“Apa yang
kau lakukan di sini?” Tanya Pemuda itu heran.
“Menghadiri
Fashion Show, apa lagi?” tanyanya.
“Terbang
jauh dari Tokyo hanya unttuk ini?”
“Hanya
untuk ini? Jangan main-main kak, aku sudah menantikannya sejak dulu, kau tau
untuk menghadiri Fashion show dengan Brand sefenomenal ini aku bahkan rela
melakukan penerbangan lebih dari ini,” Pemuda itu mendesah dan mengaguk.
Menyerah pada antusiasme adiknya. “sudahlah, aku sudah terlambat, kakak mau
masuk bersama ku?”
“Tidak, aku
ada pekerjaan,”
“Hm,
baiklah,” ia melenggang anggun menuju aula.
“Ah Vero,”
panggilnya tiba-tiba. Gadis cantik itu menoleh. “Datanglah ke kantorku setelah
kau selesai,” tambahnya. Vero mengaguk dan tersenyum sebelum menghilang di
balik pintu aula yang begitu besar.
1 komentar:
itu vero n raka ya??
mrk berada di gedung yg sama dgn val ya??
Posting Komentar