Sabtu, 01 Desember 2012

PUTRI KELABU -23-


BAB DUA PULUH TIGA


Valerina menghentikan langkahnya ketika jantungnya tiba-tiba berdetak kencang. Ia dapat melihat Keysa berbicara dengan beberapa orang dan melirik sesekali padanya. Ia tau saat ini gadis itu tentu masih kesal karena kekeras kepalaannya. Tapi apa lagi yang bisa ia lakukan.
“Iya kek,” ujar Valerina saat meletakan ponselnya di telinga. “Tunggu, aku tidak bisa mendengar suara kakek di sini, aku akan keluar,” tambahnya sebelum berlalu meninggalkan Keysa yang membulatkan matanya.
Valerina kembali meletakan ponselnya di telinga ketika ia sudah berada di depan hotel. ia kembali mengenakan kaca matanya. Melihat banyaknya wartawan di lobi hotel membuatnya harus kembali menjauh. Dengan gayanya seperti ini ia memang tidak akan menarik perhatian mereka, namun ia tetap ingin menjauh dari kerumunan itu.
“Iya kek, aku baik-baik saja.” Valerina mendesah ketika mendengar suara khawatir Brian di sebrang sana. Matanya menerawang jauh ke seluruh arah. Hingga akhirnya ia melihat dua orang berjas tengah berdiskusi, atau mungkin lebih tepatnya berdebat. Ia terus menatap kedua orang itu ketika berbicara di telepon. “Ah, tidak apa-apa kek, hanya ada masalah sedikit. Ya, gedung yang kami pakai ternyata juga akan di gunakan untuk seminar kesehatan,” ujar Valerina ketika Brian menanyakan kediamannya. “Aku sendiri tidak tau bagaimana mungkin sampai terjadi kesalah pahaman ini, tapi ya… semuanya berjalan lancar. iya kek, aku juga menyayangimu.” Ia menutup teleponnya kemudian tergelitik untuk mendekati kedua pria itu. Namun detak jantungnya terasa kembali berdebar tak menentu.
“Valerina!” panggil Keysa diambang pintu. Valerina menoleh dan berjalan mendekatinya. Meski sesekali ia melirik ke belakang untuk mengetahui kelanjutan perseteruan itu, dan tampaknya semuanya semakin memburuk ketika ia lihat ada pria lain yang berdiri disana. Tapi toh ini bukan urusanku. Batinnya sebelum berlalu.                            
                                                ***
“Val, kita mendapatkan tawaran menarik dari salah satu brand ternama untuk bergabung,” ujar Keysa ketika mereka sudah berada di ruangan Valerina. Gadis itu menatap beberapa majalah Fashion di mejanya. “Ini adalah adalah kesempatan emas,” Valerina mendesah kemudian berjalan ke jendela. Menatap ke lapangan parkir. Sedikit tergelitik untuk melihat kembali perseteruan pria-pria tadi. Namun tempat itu sudah kosong. Mereka sudah pergi.
“Nah itu dia,” bisik Keysa yang entah sejak kapan berdiri di sampingnya. Valerina mengikuti arah telunjuk Keysa. “Dia designer yang ingin berkerja sama dengan kita,” bisiknya.
Deg…
Valerina tercekat. Matanya memanas, gemuruh hatinya kembali muncul.
“Kau mengenalnya?” Tanya Keysa.
“Tidak.” bisik Valerina dingin. Namun Keysa bisa merasakan auranya berubah. Aura ketakutan itu kembali muncul. Keysa menatap sosok Valerina yang berlalu pergi dalam diam. Kemudian berbalik kembali menatap sosok cantik berpakaian abu-abu di bawah sana.




1 komentar:

Nunaalia mengatakan...

yang dilihat val itu vero ya??