Kamis, 24 Januari 2013

Broken Bride



“Apa maksudmu!?!” suara di telepon itu begitu keras. Membuat mataku sedikit menyipit ketika mendengarnya. “Tiara, apa yang kau lakukan, kau tidak bisa membatalkan pernikahan kita.” Ujarnya penuh kepanikan. Aku masih terdiam dengan ponsel yang masih menempel di telingaku. Aku tidak tau harus berkata apa, terlebih aku merasa khawatir jika sekali saja aku membuka mulutku, maka isakan itu akan mendobrak seluruh pertahananku.
“Tiara kau dengar aku?” tanyanya berusaha setenang mungkin. Namun aku jelas tau jika ia tengah berusaha keras menahan emosinya. “Pernikahan kita tinggal beberapa menit lagi. Jangan main-main.” Desisnya penuh ancaman. Air mataku menetes perlahan. “Sekarang katakan padaku kau ada di mana?” tanyanya.
Aku menggeleng, meski sadar jika ia tidak akan melihat gelenganku. Namun aku benar-benar tidak bisa mengatakan apapun padanya. Hatiku terlalu sakit menahan semua kenyataan yang pahit itu.
“Tiara…” panggilnya pelan. ia terdengar lelah, suaranya serak dan berat. Aku menjatuhkan tubuhku di atas lantai. Menangisi semua kebodohanku. “Katakan padaku kau ada dimana… ku mohon. Ini adalah hari pernikahan kita, impian kita berdua.” Ujarnya lirih.
“Tidak.” bisikku tercekat. “Kita tidak bisa menikah,”
“Apa maksudmu? Kenapa?” tanyanya frustasi.
“Karena semua itu palsu. Semua cinta itu hanya sebuah kebohongan belaka. Kau tidak pernah mencintaiku.”
“Ti—“
Klik. Secepat kilat ku matikan teleponku kemudian melemparkannya jauh-jauh ke taman di belakang gedung pernikahanku. Aku menangis terisak, mengutuki kebodohanku untuk sesaat. Tapi aku tau, kisahku sudah berakhir. Namun aku bahagia, setidaknya aku mengetahui kisah cinta itu sebelum semuanya terlambat. Lagi pula siapa yang tidak bisa melihat tatapan penuh cinta mereka. Bakhan aku bisa merasakan sakit mereka karena terpaksa membuang jauh-jauh rasa cinta itu. dan semuanya karena diriku. Sungguh ironis.
Aku tersenyum tipis.
Hm… setidaknya aku hanya tinggal menunggu laporan dari orang yang ku minta menyerahkan sepucuk surat kecil untuk sahabat baikku. Kemudian ia akan tau bahwa aku lebih menyayangi persahabatan kami, dan tidak akan pernah berniat untuk melukainya. 






5 komentar:

Unknown mengatakan...

Begitu adja Zia???
Lanjutanny mana??
Kentang banget nie,,,

Zzziiiaaaaaaaaaa,,,,,lanjutanny pliiisss,,,

Unknown mengatakan...

hehehe kan ceritanya cuma one shoot mba.... tapi ini berlanjut kok,
one shoot aku kan berkaitan semua, hihihihi
I just use one girl at all. :)

Fathy mengatakan...

Ini one shoot Чªήğ sgt teramat nanggung Zia....

I want more....

Mimin Berani Cerita mengatakan...

Halo mbak, ternyata mbak suka nulis fiksi ya, yuk ikutan Giveaway Flash Fiction BeraniCerita.com ya, deadline 21 Feb loh! Jangan ketinggalan :)

obat telat bulan mengatakan...

thank you very much for the information provided