Senin, 07 Januari 2013

Sosok Ketiga



‘Kau mau meninggalkanku kan?! Kau mau mencampakanku kan?!’ aku berteriak histeris. Ia hanya duduk diam di hadapanku. Matanya tampak gelap menatap diriku. Aku memalingkan wajahku dengan sedih.
Aku mencintainya, aku menyayanginya, dan aku tau dia-pun memiliki perasaan yang sama, aku yakin itu. aku bisa melihat dari sorot matanya, dari caranya menatapku, caranya menyentuhku.
Tiba-tiba tangannya terulur kepadaku, meraih diriku. Aku ingin menghindarinya, tapi tubuhku terlalu kaku, dan lagi pula… sesuatu dalam diriku memang menunggu snetuhannya, merindukan dekapannya. Oh Tuhan.. . aku sangat mencintainya!
“Maafkan aku,” bisiknya lembut penuh kepedihan. Aku mulai menggigil karena isak tangisku. Inikah saatnya? Inikah saatnya untukku tersingkirkan dari kehidupannya?? Inikah saatnya??
Aku berteriak dalam diam, menangis penuh kepedihan. ‘ku mohon… ku mohon jangan lakukan ini padaku,’ isakku perih. Ia terus memandangku dengan matanya yang indah. ‘Tidakkah kau ingat tentan hari-hari kebersamaan kita? Hari-hari indah kira? Kenangan kita? Cinta kita??’ aku bertanya dengan kalut. Ia hanya terdiam dan terdiam. ‘Kau mencintaiku. Setidaknya, kau pernah mencintaiku…’ aku menghentikan kata-kataku ketika ia tetap bersikukuh dengan kebisuannya.
“Maafkan aku.” Katanya lagi.
Ya, aku mengerti,’ bisikku pada akhirnya. Mungkin ini memang sudah waktuku. Sudah saatnya aku mengalah dan membiarkannya memilih yang lain. Menemukan cintanya yang sempurna. Lagipula aku pun sudah mulai lelah dengan sikapnya yang selalu menunjukan kekagumannya pada sosok itu, bahkan ketika ia tengah berjalan bersamaku.
Sosok ketiga. Sungguh ironis. Tapi aku tidak bisa berbuat apapun untuk mengingkarinya. Orang ketiga dalam hubunganku dengannya memang luar biasa indah, luar biasa mempesona, dan luar biasa sempurna. Bahkan ia mendapatkan julukan smartphone dari orang-orang di sekitarnya.
Aku mengerti, viturku memang masih terbatas sebagai ponsel keluaran beberapa tahun yang lalu, dan aku juga mengerti jika pada akhirnya ia berpaling ke lain hati. Tapi aku mencintainya, dan akan selalu begitu.
Aku sadar, ini adalah yang jalan yang terbaik untuknya. Aku ingin melihatnya bahagia, dan tidak tertinggal oleh waktu. Aku hanya belum bisa melihatnya berpaling dariku, mendekap sosok lain, menyentuh dan menyayanginya. Akupun pernah menjadi yang terbaik di masaku, tapi ya, itu dulu…
“Maafkan aku N70, aku menyayangimu,” bisiknya lembut sebelum memasukan diriku kedalam kotak tempatku pertama kali melihatnya.
Aku mendesah pasrah. Dan setelah ini, aku akan melalui perjalanan panjang ke kota Cirebon. Aku hanya berharap aku bisa menjadi kado lebaran yang sempurna untuk sepupunya di sana. Dan dengan begitu, aku akan meninggalkannya dengan sosok ketiga itu, sosok smartphone terbarunya..
‘Aku juga menyayangimu,’ bisikku untuk yang terakhir kalinya sebelum ia menutup kotakku, seperti ia menutup pintu hatinya untukku. 

5 komentar:

Vie mengatakan...

Hahaha,,,kiraiiinnnn apaannnnn...
Gubraaakkkkk...

Unknown mengatakan...

hahaha
lucu mbaakk ..
Tapi kasian juga siihh ..
:D

Unknown mengatakan...

hihihihihi jadi sekarang kalo mau ganti hp pikir2 dluuu deh aku... :D

Unknown mengatakan...

Wkwkwkwk ternyata oh ternyata
Bgs kreatif,

lovelywoman1 mengatakan...

hahahaha kocak cherry...
#ngakak tengah malam..